BI: Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Maluku Masih Tertekan Kondisi COVID-19

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Ambon, Kamis (3/12/2020).-dok-

AMBON(info-ambon.com)-Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Noviarsani Manullang menyampaikan kondisi pertumbuhan ekonomi Maluku masih tertekan kondisi COVID-19.

Pada triwulan III 2020, lanjutnya, ekonomi Maluku terkontraksi sebesar 2,28 persen (year on year). Namun ditengah tekanan tersebut, ekspor Maluku masih meningkat terutama komoditas udang segar ke Tiongkok dan ikan segar ke Amerika Serikat dan Asia. Dari sisi inflasi, kondisi di Maluku masih rendah dan terkendali, pada November 2020 sebesar 0,66 persen (yoy). Paparan itu disampaikannya, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Ambon, Kamis (3/12/2020).

Pertemuan Tahunan yang rutin dilaksanakan ini juga menjadi bentuk apresiasi Bank Indonesia kepada stakeholder terkait, yang telah bekerja sama selama satu tahun terakhir untuk mendukung tugas dan fungsi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan.

Pada pertemuan tahunan kali ini terdapat suasana berbeda, dengan protokol COVID-19 acara dilakukan serentak di seluruh Indonesia dengan dibuka oleh Gubernur Bank Indonesia di Jakarta. Selain itu turut hadir Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan memberikan arahan terkait pemulihan ekonomi di Indonesia.

Noviarsani Manullang menjelaskan, di sisi lain, kondisi sistem keuangan saat ini masih stabil dan terjaga. Hal ini tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga seiring dengan kondisi masyarakat yang masih menahan diri untuk melakukan konsumsi.

Kinerja perbankan dari sisi kredit masih cukup baik dengan risiko masih cukup rendah. Kondisi ini dapat dilihat dari jumlah kredit macet sebesar 3,06% atau masih dibawah batas atas sebesar 5%. Dari sisi sistem pembayaran terdapat net outflow sebesar Rp179,8 miliar yang masih sejalan dengan tingginya kebutuhan uang untuk pemulihan ekonomi daerah (bantuan sosial, bantuan pangan dan bantuan kesehatan).

Sepanjang tahun 2020, Bank Indonesia bersinergi dengan pemerintah daerah terus dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menerapkan 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif). Selain itu sinergi juga dilakukan dalam program kerja yang mendukung pengendalian inflasi seperti mendorong penanaman hidroponik, digital farming serta memperluas budidaya perikanan.

Dari sektor UMKM, Bank Indonesia secara rutin setiap bulan menggelar pelatihan dalam bentuk webinar dengan topik dan tema terkait menciptakan UMKM yang tangguh di masa pandemi. Bank Indonesia juga turut mendorong pemasaran UMKM melalui kegiatan Karya Kreatif Indonesia (KKI) Virtual secara ber seri untuk mendorong promosi produk UMKM di seluruh Indonesia. Selain kegiatan KKI juga terdapat kegiatan Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF) yang juga mempromosikan beragam produk UMKM khususnya yang masuk ke dalam kategori produk sharia.

Kedepan kinerja ekonomi Maluku pada tahun 2021 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan kondisi tahun 2020. Perbaikan ini diperkirakan ditopang oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi dengan hadirnya vaksin. Selain itu komoditas ekspor juga diperkirakan akan tetap tinggi didukung oleh pulihnya permintaan pasar luar negeri.

Dalam pertemuan tahunan ini, Bank Indonesia kembali memberikan BI Award kepada stakeholder yang telah berkontribusi mendukung tugas dan fungsi Bank Indonesia.

Ditempat yang sama, Gubernur Maluku Murad Ismail dalam arahannya mengatakan, sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terjadi di Indonesia, ekonomi Maluku mulai menunjukan perbaikan, tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi Maluku yang membaik secara triwulanan.

Kinerja ekonomi Maluku tercatat tumbuh sebesar 0,83 persen pada triwulan III 2020, lebih baik dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang terkontraksi 2,69 persen.

“Saya berharap kondisi ekonomi Maluku dapat tumbuh positif pada akhir tahun 2020, dan terus kembali pulih pada tahun 2021,” harap Gubernur.

Menurut Gubernur, ekonomi Maluku diperkirakan dapat tumbuh lebih baik dibanding tahun 2020.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah harus mengoptimalkan realisasi belanja APBD serta realisasi APBN, terutama yang terkait belanja transfer dari pusat untuk penanganan Covid-19 antara lain bantuan kesehatan, sosial dan pemulihan ekonomi

Pemda secara bertahap, lanjut Gubernur, membuka kembali aktivitas perekonomian, jalur transportasi, jasa usaha dan perdagangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bank Indonesia, atas dukungan dan kerjasamanya dengan pemerintah daerah dalam peningkatan perekonomian daerah, serta pemulihan perekonomian daerah, akibat dampak Covid-19,” tandas Gubernur. (PJ)

Exit mobile version