AMBON (info-ambon.com)-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Provinsi Maluku bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut (Lantamal IX Ambon) resmi menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025, sebuah misi kemanusiaan dan ekonomi yang menyasar wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T) di Provinsi Maluku.
Pelepasan ekspedisi ini dilakukan secara simbolis oleh Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath di Dermaga Irian Lantamal IX Ambon, Jumat (1/8/2025), menggunakan kapal KRI Bawal–875.
Ekspedisi akan berlangsung selama sepekan, mulai 1 hingga 7 Agustus 2025, dan akan menyambangi lima pulau terpencil di Maluku, yakni Pulau Ambalau, Pulau Buano, Pulau Seram (Siritaun Wida Timur dan Kilmuri), serta Pulau Heniar.
“Kegiatan ini sangat penting, bukan hanya untuk peredaran uang Rupiah yang layak, tapi juga dalam memberikan layanan sosial dan kesehatan langsung ke masyarakat,” kata Vanath dalam sambutannya.
Ia mengimbau para bupati dan wali kota di Maluku untuk mendukung penuh kegiatan ini, termasuk camat dan kepala desa di wilayah sasaran agar membantu mobilisasi warga.
Sementara itu, Kepala KPw BI Provinsi Maluku, Mohammad Latif, menjelaskan ekspedisi ini merupakan bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Mata Uang, yang memberikan wewenang kepada BI sebagai satu-satunya lembaga yang mengedarkan Rupiah di seluruh wilayah NKRI.
“Ini merupakan bagian dari kebijakan clean money policy, sekaligus sarana edukasi masyarakat tentang cinta, bangga, dan paham terhadap Rupiah,” ujar Latif.
Dalam ekspedisi ini, BI membawa uang layak edar sebesar Rp 5 miliar sebagai modal kerja. Uang tersebut akan digunakan untuk menggantikan uang lusuh yang beredar di masyarakat.
Selain layanan penukaran uang, BI juga menggelar program sosial seperti pengobatan gratis, pembagian bantuan sosial, serta edukasi tentang pentingnya penggunaan dan perawatan uang Rupiah.
Komandan Lantamal IX Ambon, Brigjen TNI Marinir Suwandi, S.A.P., M.M., mengatakan bahwa keterlibatan TNI AL dalam kegiatan ini merupakan bentuk sinergi lintas lembaga untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di wilayah sulit akses.
“Kami menyadari masih banyak desa di Maluku yang belum terjangkau oleh program pemerintah. Dengan ekspedisi ini, kami bisa membawa manfaat nyata langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Suwandi menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pos AL, camat, dan puskesmas di setiap titik pemberhentian untuk memastikan warga dapat berkumpul saat kapal tiba.
“Ini adalah kolaborasi nyata untuk melayani masyarakat secara langsung, tidak hanya di bidang moneter tapi juga sosial dan kesehatan,” tutupnya.(EVA)
Discussion about this post