AMBON(info-ambon.com)-Pemberitaan disalah satu media online Kota Ambon tentang keberadaan 2 atlet atletik Maluku yang dterlantarkan dan diinapkan di kolong stadion Mandala Remaja mendapat perhatian luas.
Rata-rata audience mempertanyakan dan menyesalkan kejadian tersebut, bahkan tak sedikit yang mencaci bahkan mengeluarkan unek-unek negative terhadap KONI Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku, PASI Maluku dan Dinas Pemuda dan Olahraga Maluku di media social khususnya facebook.
Lalu bagaimana sebenarnya kejadiannya? Apakah yang dberitakan sesuai dengan kondisi sebenarnya, dan bagaimana sebenarnya kejadian dan kronologis sesungguhnya? Berikut, kami turunkan wawancara kami dengan Marla Sopacua dan Ruben Sapulette, pelatih atletik yang bersama atlet di Kejurnas/Pra PON 2019 di Cibinong, Ronald Letsoin (pelatih PPLP Maluku), Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Dispora Maluku, Carolus Nirahua, Ketua Harian KONI Maluku, Agust Lomo dan Wempy Pelamonia atlet yang diwawancarai wartawan soal berita tersebut.
Menurut Marla dan Ruben, mereka sangat kaget saat membaca berita tersebut. Mereka tak menyangka, buah manis yang baru saja ditorehkan mereka di ajang Kejurnas/Pra PON 2019 itu, akan berakhir duka dengan berita yang viral menyentak tersebut.
Marla menceritakan, usai berlomba, maka mereka semuanya kembali ke Ambon, atau tepatnya pada Kamis (7/8/2019). Saat tiba di Ambon, rombongan yang terdiri dari manager, pelatih dan para atet disambut Ketua PASI Kota Ambon, Kadis Pemuda dan Olahraga, Danrem Ambon, KONI Maluku, KONI Kota Ambon, pengurus PASI Maluku dan Kota Ambon serta atlet PPLP di Bandara Pattimura-Laha.
Selanjutnya, rombongan diarak menuju pusat kota dan berakhir di rumah dinas Walikota Ambon untuk jamuan makan malam bersama dengan peserta Spice Island Darwin Ambon Yacht Race (SIDAYR) 2019. Ada pembagian hadiah di acara itu untuk para atlet.
Usai jamuan makan malam tersebut, sekitar pukul 22.00 WIT, rombongan membubarkan diri dan menuju asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di kawasan Karang Panjang Ambon. Karena seluruh barang bawaan dari Bandara dititipkan disana.
Tiba disana, setelah mengemas barang-barang, masing-masing rombongan berpisah dan menuju ke rumah, karena rata-rata atlet rumahnya di Ambon, sementara yang diluar Ambon, tinggal di asrama PPLP bersama pelatih Ruben Sapulette. Mereka yang nginap di asrama PPLP yakni Wempy dan Yanes Pelamonia serta Yacob.
Marla menceritakan lanjut, malam itu, atlet Yedia pulang ke rumahnya, Loisa Souissa juga pulang ke rumahnya, kemudian dirinya Nining Souhaly, Alvin Tehupeiory, serta Budi Prayoga dan salah satu atlet lainnya menumpang sebuah mobil karena memang tujuan mereka searahnya.
Kemudian ada satu yang turun di Galala, dirinya turun di Lateri sementara sisanya lanjut ke Hutumuri dan menginap disana bersama dengan Alvin. Selanjutnya, mereka yang nanti akan pulang ke Saparua tetap di PPLP dan Sabtu(9/8/2019) akan bertolak kesana. ‘’Jadi instruksikan, atlet yang di Ambon pulang ke rumah masing-masing dan yang nanti ke Saparua bersama pelatih Ruben Sapulette tinggal di asrama PPLP Karpan,’’ katanya.
Soal tinggal sementara di PPLP juga diiyakan pelatih lainnya, Ruben Sapulette. Menurut Sapulette, mereka untuk sementara tinggal di asrama PPLP Karpan sebelum akhirnya mau menuju ke Saparua, Sabtu pagi. Kepastian tinggal di asrama PPLP juga sudah disetujui oleh satu pejabat di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maluku.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Dispora Maluku, Carolus Nirahua, mengakui hal itu. Menurutnya, pelatih sudah meminta ijin untuk kedua atlet itu tinggal sementara di asrama PPLP sebelum pulang ke Saparua.
‘’Memang sudah dberitahu ke kami. Dan memang mereka itu biasa tinggal di asrama PPLP Maluku,’’ kata Nirahua.
Sapulette tambahkan, atlet yang akan ke Saparua bersama dirinya itu, kemudian menginap di kamar salah satu pelatih PPLP yakni Ronald Letsoin. Dan Ronald Letsoin membenarkan pernyataan itu.
Menurut Letsoin, usai acara di kediaman dinas walikota, mereka menginap di kamarnya di asrama PPLP Maluku, setelah sebelumnya, Wempy sempat ijin untuk menjumpai keluarganya di Batu Meja dan malamnya mereka tidur di kamarnya.
‘’Pulang dari syukuran, mereka istirahat. Malam itu, mereka sempat turun menjumpai keluarga di Batu Meja, dan setelahnya itu mereka istirahat di kamar saya,’’ kata Letsoin.
Baik Sapulette maupun Letsoin juga mengakui, Jumat (8/8/2019) pagi dan sore harinya, mereka sempat jogging di stadion Mandala Remaja. Dan saat istirahat jogging, Wempy dan Anes Pelamonia sempat berada di kolong stadion tersebut, dan Sapulette sempat berkata untuk mereka, tolong diangkat penutup kasurnya (sprei) untuk dibersihkan, karena sudah terlihat kotor.
‘’Saya sempat menyampaikan hal itu kepada Anes, bahwa nanti tolong diangkat spreinya untuk dibersihkan,’’ tandas Sapulette. Namun Anes sampaikan bahwa nanti saja, sebab saudara mereka mau berkunjung.
Sapulette akui, memang dirinya tidak mengetahui, bahwa mereka berdua tinggal di kolong pada Jumat malam itu, sebab Sabtu pagi-pagi sekitar pukul 05.30 WIT mereka sudah membangunkan dirinya untuk menuju ke Saparua. Apalagi, tas atau koper milik mereka ada di kamar Letsoin.
Marla Sopacua dan Ruben Sapulette serta Ronald Letsoin akui, memang di kolom stadion itu, ada salah satu lokasi yang dijadikan tempat menyimpan peralatan olahraga atletik, dan juga disiapkan tempat tidur dan kasur untuk para atlet istirahat sejenak jika selesai latihan. ‘’Biasanya mereka manfaatkan lokasi itu untuk istirahat jika latihan pagi sampai menunggu latihan sore. Tapi kolong itu bukan tempat untuk menginap,’’ jelas mereka.
Wempy Pelamonia yang diwawancarai info-ambon.com, Sabtu(10/8/2018) malam juga membenarkan bahwa mereka, usai jamuan makan malam di rumah dinas walikota, tidur di asrama PPLP Maluku. ‘”Waktu itu, pelatih sampaikan ada kamar yang kosong milik Ronald Letsoin, jadi kami semua menginap malam itu di asrama PPLP,’’ jelasnya.
‘’Ya, kami malam itu nginap di kamar pa Ronald, karena kamarnya kosong dan Ronald tidak berada di asrama, namun setelah dia balik, kami berpikir akan tidur dimana, makanya kami memilih atas inisiatif sendiri untuk ke kolong stadion tersebut, karena memang sudara kami akan datang menjenguk kami. Dan kami ke sana menjelang sore,’’ katanya.
Pelatih Ruben Sapulette maupun Ronald Letsoin mengungkapkan, Sabtu pagi sampai sore, mereka masih melihat Wempy dan Anes Pelamonia berada di asrama PPLP.
DIDATANGI SAUDARA
Wempy Pelamonia juga menceritakan, sorenya mereka didatangi saudara mereka yakni Benny Pelamonia yang merupakan salah satu anggota Polri di daerah ini. Bersama dengan Benny, mereka bercerita di kolong stadion tersebut, dan sempat diabadikan foto oleh Benny.
Lalu apa saja yang diceritakan? Menurut Wempy, Benny menanyakan seputar perjalanan karier dirinya, berapa kejuaraan yang sudah diikuti berikut berapa medali yang sudah didapat dirinya. Maklum, menurutnya, mereka dan Benny walau bersaudara, namun lama tak sua.
Malam itu, selain mengabadikan foto-foto mereka di kolom saat sementara bercerita, Benny Pelamonia juga sempat menelpon salah seorang wartawan yang dikenalnya untuk dilakukan wawancara. Dan Wempy Pelamonia akui, dirinya ditanyakan soal perhatian KONI Maluku serta seputar Kejurnas di Cibinong 2019 oleh wartawan.
‘’Saya tidak menyangka, kalau akhirnya beritanya akan seperti ini. Itu foto-foto yang dimuat media adalah yang diabadikan saudara saya, Benny Pelamonia. Saya sama sekali tidak bermaksud apa-apa dan tidak ingin menyudutkan siapa-siapa,’’ katanya seperti yang dituturkan kepada info-ambon.com. (rekamannya masih tersimpan).
Memang dia akui, saudaranya yakni Benny Pelamonia datang menjumpai mereka sampai sekitar jam 24.00 WIT atau jam 12 malam, dan hanya untuk bercerita sekitar perjalanan karier dirinya. “Memang dia sempat menelpon wartawan saat itu,’’ papar Wempy.
‘’Beta juga seng tahu akan jadi bagini. Intinya itu, kemarin beta saudara/kaka datang, lalu katong bicara-bicara disitu, soal bagaimana beta pung latihan dan bagaimana lika-liku beta hingga bisa jadi bagini dan apa yang beta alami. Jadi katong-katong bicara bagitu saja. Lalu Pa Benny bilang, ayo katong foto dolo buat kenang-kenangan, sebab Wempy khan mau balik ke Jakarta, lalu kita berfoto,’’ ceritanya polos.
Dia juga mengakui, saat tiba di Ambon dia, dan Yanes Pelamonia tinggal di asrama PPLP karena kamar salah satu pelatih yakni Ronald Letosin kosong dan kita tinggal di Ronal kamar, dan besoknya Ronald datang lalu katong pilih tinggal di kolom. Sebab kami lihat tak ada tempat lagi sebab sudah penuh.
Dia akui, usai acara jamuan makan malam di rumah dinas Walikota Ambon, mereka diminta pelatih untuk tidur di asrama PPLP, karena memang ada kamar yang kosong, tapi pas pemilik kamar datang, maka kami mengambil inisiatif tinggal di bawah tribun itu. ‘’Saya dan Anes yang punya inisiatif tidur disitu,’’ tandasnya.
Wempy mengakui, dirinya dan kakanya bercerita sampai jam 12 malam. Dan tak lagi kembali ke asrama PPLP karena telah larut serta memilih tidur di kolong.
‘’Beta seng tahu, foto itu akan viral, sebab dengan kaka saya, dia tanya soal seputar perjalanan karier saya, dan saya bicara apa yang beta alami, beta cerita riwayat dulu. Dan juara dimana saja itu beta cerita semua kepada kaka saya,’’ terangnya.
Ditambahkan, wartawan juga sempat melakukan video call dengan dirinya hanya beberapa menit, dan ditanya seputar KONI dan seputar perkembangan KONI waktu di Cibinong.
MAKAN NASI DAN TEMPE
Soal makan yang disebutkan bahwa hanya tempe saja, Wempy mengatakan memang mereka makan nasi dan tempe serta tahu. Tapi itu menu-menu yang ada selain menu lain yang disiapkan seperti ikan, ayam, telur bahkan daging. ‘’Pagi makan nasi tempe dan tahu, siang ada ayam, ada juga menu lainnya. Tapi tak melulu makan tempe,’’ paparnya.
Dikatakannya, walau denganpenuh keterbatasan, tapi yang penting drinya dan rekan-rekan sudah berikan yang terbaik untuk Maluku. ‘’Tidak ada maksud saya menjelek-jelekan siapapun, saya hanya menceritakan perjalanan karier saya ke wartawan dan ke saudara saya itu,’’ tuturnya.
Soal menu makanan selama atlet di Kejurnas, pelatih Marla Sopacua katakan, sejak berada di Kejurnas, pihaknya memesan menu makanan sesuai kebutuhan gizi atlet.
Pihaknya memesan menu makanan dari salah satu jasa ketering disana dengan menu yang disesuaikan dengan porsi latihan dan lomba. ‘’Jadi makan itu kami pesan lewat ketering. Ada nasi, tempe, tahu, ikan, gading, telur, buah dan menu lainnya,’’ tandasnya.
Soal makan, pelatih lainnya Ruben katakan, menu makan anak-anak sudah sangat baik, bahkan anak-anak sering diajak oleh mantan anak muridnya untuk makan bersama di sela-sela kejuaraan tersebut. ‘’Tak hanya makan nasi dan tempe saja,’’ tegasnya.
KECEWA
Dalam wawancara dengan info-ambon.com itu, Wempy juga menyatakan kekecewaannya untuk KONI Maluku yang dinilainya kurang perhatikan dirinya.
Diakui, dia ceritakan ke saudaranya itu, Benny Pelamonia, bahwa sampai dirinya jadi begini, Maluku tidak pernah perhatikan apa-apa. Dirinya akui di Jakarta terombang-ambil, dibuang-buang saja begitu dan tidak diperhatikan.
Menurutnya, saat di Pelatnas Jakarta sejak tahun 2014 silam, dirinya kurang diperhatikan, padahal provinsi lain, diperhatikan sementara dari Maluku tidak dapat perhatian apa-apa. ‘’Atlet dari daerah lain jaminannya mantap. Memang kami diPelatnas itu tanggungjawab KONI Pusat dan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpor) namun juga ada perhatian dari daerah masing-masing seperti dialami teman-teman saya,’’ katanya.
Olehnya, dia berpesan buat Maluku, agar perhatikan atlet supaya generasi penerus bisa terus ada.
Ketua Harian KONI Maluku, Agust Loma yang dihubungi terpisah menyatakan, pihaknya akan memperhatikan masalah ini dengan baik, dan segera dalam waktu dekat akan memanggil pihak-pihak terkait guna membicarakan masalah ini dengan baik. ‘’Nanti kami akan lihat masalah ini. Kami akan panggil semua pihak guna membicarakannya,’’ katanya singkat.
UANG SAKU DAN UANG TAMBAHAN
Dia juga mengakui, bahwa uang saku yang diberikan KONI Maluku kepada para atlet selama berlomba di sana sebanyak Rp500 rbu per orang. Kemudian ada tambahan dari Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Maluku untuk dirinya dan peraih emas sebesar Rp5 juta, perak Rp4 juta, perunggu Rp3,5 juta dan lainnya merata Rp2,5 juta kala mereka berada di Cibinong.
Kemudian saat pulang ke Ambon dan saat jamuan makan malam, Pemkot Ambon juga memberikan apreseasi atas prestasi seluruh atlet atletk dengan memberikan masing-masing sebesar Rp2,5 juta.
JANJI KETEMU GUBERNUR
Sementara itu, soal janji untuk bertemu dengan Gubernur Maluku yang disampaikan dirinya, menurut Marla Sopacua, hal itu sama sekali tidak pernah dijanjikan pengurus PASI Maluku.
Saat Sopacua menyampaikan keinginan Walikota Ambon untuk semua atlet pulang ke Ambon, dirinya yang merupakan atlet Pelatnas dan menetap di Jakarta, juga sangat setuju, sebab bisa sekalian menjenguk keluarga di Maluku.
Sopacua menambahkan, saat itu, ketika mendengat akan pulang ke Ambon, kepada dirinya, Wempy menyatakan bahwa dirinya sangat ingin ketemu dengan Gubernur Maluku untuk meminta pekerjaan, karena dirinya sudah banyak mengharumkan nama Maluku di cabang olahraga ini.
‘’Jadi kami tidak ada yang berjanji bahwa seluruh atlet akan dipertemukan dengan gubernur, cuma keinginan Wempy kalau bisa dia ingin bertemu gubernur untuk meminta pekerjaan,’’ tandas Marla Sopacua.
Baik Marla Sopacua, Ruben Sapulette, Ronald Letosin dan Wempy Pelamonia berharap, semoga dengan penjelasan ini, semua pihak bisa memahami persoalan ini secara komprehensif, dan dapat secara jernih melihat masalah ini, sehingga tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan serta juga sebagai masukan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan olahraga di Maluku ini.(PJ)