AMBON(info-ambon.com)-Ketua Dewan Pertimbangan (KDP) Partai Golkar Maluku, Richard Louhenapessy, Sabtu (15/1/2022) menyebutkan, akibat ulah oknum partai, akibatnya partai ini dicederai.
Pernyataan Louhenapessy tersebut, berkaitan dengan pemasangan baliho besar di jalan Rijali Ambon, dengan memajang logo partai serta memajang gambar Ketum Golkar Airlangga Hartarto serta pasangan Jefri Rahawarin-Ramli Umasugi, dengan tagline menuju 2024 yang memantik kontroversi atau pertentangan.
Baliho yang terpasang hanya seumur jagung tersebut, memantik polemic di masyarakat Kota Ambon. Pasalnya, Jefri Rahawarin, saat ini masih aktif sebagai salah seorang perwira tinggi TNI di Indonesia.
Setelah memimpin Kodam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Jeffry Apoly Rahawarin, saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III .
Kepada wartawan, dia menyebut, pemasangan baliho tersebut sangat tidak taktis, dan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, dirinya merasa menyesal. ‘’Saya yakin ini bukan order ketua DPD Golkar Maluku . Pemasangan baliho ini juga bukan sikap resmi partai, tapi ini ulah oknum-oknum tertentu yang tidak memahami aura dan semangat Partai Golkar secara komprehensif,’’ tegasnya.
Kader senior Golkar ini menyebutkan, baliho yang terpasang dan kemudian diturunkan lagi ini, juga tidak menguntungkan bagi Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang kali ini sementara mempersiapkan diri untuk maju sebagai Calon Presiden Indonesia 2024.
Baliho ini juga, lanjut Louhenapessy tidak menguntungkan bagi Ketua Golkar Maluku, sebab mekanisme pencalonan Golkar itu melalui mekanisme survey dan siapa yang tertinggi berdasarkan survey, baru akan diberikan rekomendasi kepada yang bersangkutan.
‘’Walau ada yang katakan bahwa ini tidak berkaitan dengan pencalonan, itu sangat keliru, sebab politik ini bukan soal bahasa kata, tetapi bahasa raba dan bahasa tubuh. Politik ini, saudara tidak bicara juga, namun dari bahasa tubuh, sudah dapat disimpulkan maksudnya,’’ urainya.
Apalagi, lanjutnya, di baliho itu tertulis 2024. ‘’Semua orang tahu bahwa di 2024 itu adalah tahun politik, baik pileg, pilpres maupun pemilihan kepala daerah. Jadi kalau disampaikan tidak berkaitan dengan pilgub, itu mustahil.’’ Tegas walikota Ambon 2 periode tersebut.
Atas Dewan Pertimbangan (KDP) Partai Golkar Maluku, pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada TNI-Polri, karena Pak Jefry masih aktif di TNI sampai saat ini.
Dengan baliho ini sesungguhnya telah menciderai Pak Jefry sebagai seorang perwira tinggi di TNI. ‘’Saya tegaskan lagi, Golkar tidak punya sikap seperti begitu. Ini bukan Golkar. Atas nama senior Golkar dan Ketua Dewan Pertimbangan (KDP) Partai Golkar Maluku, saya minta maaf kepada TNI dan Polri atas insiden ini. Sebab dengan baliho ini mengindikasikan seolah TNI terlibat dalam politik praktis. Padahal khan sebenarnya tidak,’’ sebutnya.
Makanya dengan dirurunkannya baliho ini, pihaknya menyebut ini sebuah langkah tepat. ‘’Ini memang tidak taktis. Ini euphoria politik. Bermain politik itu, tidak boleh emosional, namun harus pake logika,’’ pintanya.
Louhenapessy paparkan pula, pemasangan baliho seperti itu tidak etis, karena masih ada kader Golkar yang potensial untuk dicalonkan. ‘’Ada Azis Samual, Hamzah Sangadji, Ramli Umasugi, ada Richard louhenapessy. Ini semua memenuhi persyararan untuk maju, bagaimana sampai kita mau mendorong orang dari luar, kecuali kalau melalui survei itu tidak ada lagi kader, ya itu baru kita dorong orang dari luar. Apalagi, rekomendasi Golkar jelas, mendukung Hamzah Sangadji sebagai calon gubernur, loh kenapa tiba-tiba muncul baliho seperti ini. Itu yang saya prihatin. Ini sangat merugikan Golkar, ini bukan sikap partai,’’ demikian Louhenapessy. (PJ)