PEMBATASAN Sosial Berskala Besar (PSBB) sebulan penuh berlangsung di Ambon. PSBB pemutusan mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). PSBB Jilid I dilaksanakan 2 pekan dilanjutkan jilid II juga 2 pekan. Sekarang dilanjutkan PSBB Transisi juga 2 pekan. Jilid I, jilid II dan transisi, semuanya dalam masa PSBB.
PSBB I dan II membawa dampak yang cukup signifikan untuk pemutusan mata rantai COVID-19 ini. Angka kasus cenderung melandai, tingkat kesembuhan meningkat, dan angka kematian tercatat hampir tinggal tempat.
PSBB I dan II justru berimbas pada sektor ekonomi. Banyak kegiatan ekonomi yang dibatasi, bahkan diambil langkah ‘paksa’ untuk tidak melakukan aktifitas, semua dengan tujuan pemutusan mata rantai COVID-19.
PSBB Transisi banyak imbasnya. Apalagi dari sisi ekonomi juga sosial kemasyarakatan. Imbasnya adalah euforia atau perasaan gembira.
Toko dan restoran, café mulai buka. Restoran, café dan rumah kopi tak lagi take away, tapi melayani pengunjung di tempat, walau kapasitas dikurangi 50 persen. Namun ini membawa angin segar bagi penggemar kopi di Ambon.
Dari sisi sosial kemasyarakat, imbasnya adalah pada persepsi. Sebagian kita berpersepsi, PSBB Transisi adalah masa kemenangan. Ya, setidaknya kita menang sementara atas COVID-19 di Ambon. Angka kemenangan itu diukur dari jumlah angka kasus yang melandai, juga angka kesembuhan yang meningkat.
Ya, euforia itulah kemudian yang kini memacetkan jalanan kota Ambon. euforia itulah kemudian yang kini membuat café-café penuh, mall-mall ramai, pasar penuh sesak. Ya, inilah euforia kita di Ambon. Sapa yang mau help…
Euforia kita tak salah. Euforia kita adalah wajar, euforia kita pantas. Kenapa? fase ‘tado’ dalam rumah sambil kerja dilewati mulus berbulan-bulan, maka kalau sekarang transisi dan aktifitas sedikit dilonggarkan, siapa saja pasti akan menikmatinya dengan berbagai cara dan gaya.
Namun satu hal yang jangan kita lupakan, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai, sejumlah daerah yang telah menerapkan PSBB Transisi justru berdampak pada meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Dan DKI Jakarta, Bali dan Jawa Timur sudah mengalaminya.
Lewat catatan ini, penulis mau sampaikan, jangan sampai Kota Ambon tergelincir di masa euforia Transisi ini seperti daerah-daerah yang pernah mengalaminya. Pelonggaran aktifitas untuk menyeimbangkan kesehatan dan perekonomian sah dan wajar, namun penegakan aturan dan norma adalah keniscayaan.
Untuk samua pung bae, aturan yang menjadi dasar pelaksanaan PSBB Transisi tetap menjadi panglima. Jangan lengah, sebab karena kelengahan, banyak daerah tergelincir di zona ini. Jangan sampai tergelincir Ambonku…(Paulus Joris)