Andarinyo Go Earth (AGE) Masuk Platform Pengurangan Risiko Bencana Dunia

CEO AGE Dr. Rohny Maail bersama Sestama BNPB Indonesia yakni Dr. Lilik Kurniawan disela-sela kegiatan 7th Session of the Global Platform for Disaster Risk Reduction, dengan tema global “From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World” di Bali.-dok-

AMBON(info-ambon.com)-Kita patut berbangga. Salah satu NGO asal Kota Ambon-Maluku yakni Andarinyo Go Earth (AGE) sebagai salah satu LSM Internasional diundang masuk dalam Platform Dunia untuk Program Pengurangan Risiko Bencana dan menghadiri 7th Session of the Global Platform for Disaster Risk Reduction, dengan tema global “From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World”.

Kegiatan mendunia yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center-Bali, Indonesia, 23-28 Mei 2022 ini dihadiri oleh kurang lebih 124 dan didukung seepenuhnya United Nation Office-PBB dan BNPB Indonesia.

Chief Executive Officer-AGE yang hadir saat itu yakni Dr. Rohny Maail merasa mendapat kesempatan terbaik untuk membawa AGE bisa bergabung dan membangun kerjasama bilateral dengan stakeholder lain dari berbagai belahan dunia termasuk secara khusus dengan BNPB Indonesia sendiri.

Pada Paltform dunia dalam meningkatan Pengurangan Risiko Bencana tersebut, Maail juga berkesempatan bertemu secara langsung dengan Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Indonesia yakni Dr. Lilik Kurniawan dan menyampaikan Konsep dan Blueprint Perencanaan Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana/PRB melalui Konsep Mitigasi berbasis Ekosistim atau Mitigasi Vegetatif dengan Pohon Mangrove/Bakau serta Pohon Endemik asal Maluku seperti Palaka, Bintanggur, Sukun Kapas, Linggua dll. AGE hadir dengan konsep Four Green Belt (Empat Sabuk Hijau) dengan pendekatan Enterprise Architecture Planning (EAP) dan Enabling Environment.

Dan saat inipun AGE yang berkantor pusat di kota Ambon ini sementara mengembangkan tanaman “SUKUN KAPAS” asal bibit dari Negeri Latuhalat Ambon sebagai salah satu tanaman/vegetasi untuk ditanam di sekeliling pesisir pantai di Maluku agar berfungsi dalam memitigasi bencana sekaligus meningkatkan ketahanan pangan yang bersumber dari buah sukun yang dihasilkan.

Hasil kegiatan yang didapat dari kegiatan GPDRR Bali ini adalah upaya Leave No One Behind – Empowering The Most At Risk Through Social Protection dimana untuk waktu sekarang ini yang sangat diperioritaskan dalam level dunia adalah sistem perlindungan sosial yang adaptif mengantisipasi dan mencegah guncangan agar tidak berubah menjadi krisis, dengan lebih mempersiapkan masyarakat untuk mengatasi krisis dan membantu pemulihan dan pembangunan ketahanan.

Disamping beberapa Best Practice yang dapat diambil dari berbagai Negara,  program modifikasi tidak hanya fokus pada program saat ini tapi menambah program baru yang sesuai dengan situasi pandemic, keuangan yang berkelanjutan untuk bagaimana mendapatkan pendanaan lalu mengalokasikan ke setiap program yang sesuai, kunci utama proteksi sosial pasca bencana adalah dengan melakukan pembangunan rumah kembali dan upaya mitigasi bencana yang berkelanjutan. (PJ)

Exit mobile version