AMBON(inFo AMbon)-Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pembangunan kampung ikan hias laut di Ambon. Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan DJBP KKP, Arik Hari Wibisono mengungkapkan, Kalau bisa di Ambon ada kampung atau desa khusus ikan hias laut. Untuk itu, butuh dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku dan Kota Ambon.
Ikan hias air laut Blue devil yang dikenal dengan nama latin Chrysiptera cyanea yang di Ambon dikenal dengan Batok Ambon. –ist-
“Kampung ikan hias ikan belum ada di Indonesia, hal itu bisa dikembangkan di Kota Ambon karena dari segi potensi dan produksi ikan hias laut yang dihasilkan terbilang cukup tinggi, semoga inisiasi ini lahir dari Ambon. Ayo sama-sama kita lahirkan desa atau kampung khusus untuk produksi ikan hias,” katanya, di Ambon, Selasa (5/12/17) di Ambon.
Ia mengatakan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) memiliki 15 balai budi daya perikanan yang tersebar di berbagai daerah, dan masing-masing UPT harus memiliki ikon sesuai dengan komoditas yang dikuasai atau dikembangkan. “Untuk UPT di Ambon, yakni Balai Budidaya Perikanan Laut (BPBL), telah banyak mengembangkan teknologi pembudidayaan ikan hias laut, seperti teknologi pembenihan ikan hias jenis nemo, banggai cardinalfish, mandarin fish,’’jelasnya.
Ia menyebutkan, salah satu jenis ikan hias laut yang paling diminati yakni blue devil, berasal dari Ambon. Ikan yang lebih dikenal dengan nama Betok Ambon itu merupakan hasil perkawinan silang yang dikembangkan oleh BPBL setempat.
“Kalau bicara ikan hias laut maka itu adalah eksistensi BPBL Ambon. Kesempatan ini jangan disia-siakan. Kami sepakat akan mendorong ikan hias menjadi ikon Ambon. Jadi, kalau bicara ikan hias laut maka bicara Ambon karena teknologinya ada di sini,” ujarnya.
Ia menambahkan selama ini kelompok pembudidaya ikan hias laut di Ambon membeli benih berukuran 1-2 centimeter dari BPBL untuk dipelihara. Setelah empat bulan dipelihara dan sudah mencapai 4 centimeter, ikan-ikan tersebut dikembalikan untuk dipasarkan ke Jakarta atau Bali.
“Suatu saat kami ingin jangan dikirim ke sana, tapi langsung ke luar negeri. Kalau bisa dikirim langsung dari Ambon, maka keuntungannya lebih besar. jika dikirim dari Bali atau Jakarta maka catatan ekspornya bukan dari Ambon,” tandasnya.(IA-EVA)
Discussion about this post