AMBON (info-ambon.com)-Hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2021 menunjukkan, Kota Ambon mengalami deflasi sebesar 0,11 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,44 pada Juli 2021 menjadi 107,32 pada Agustus 2021.
Kepala BPS, Asep Riyadi menyampaikan, Inflasi Tahun Kalender Kota Ambon Agustus 2021 tercatat sebesar 1,71 persen, dan inflasi Tahun ke Tahun tercatat sebesar 0,65 persen.
“Dari 90 Kota IHK, ranking IHK Kota Ambon naik ke posisi 24, Inflasi bulanan Kota Ambon berada pada ranking ke-53 dan inflasi bulanan Kota Tual pada ranking ke-18,” jelasnya dalam rilis tertulisnya kepada info-ambon.com, Jumat (3/9/2021).
Dijelaskan, selama Agustus 2021, tercatat sebanyak 105 komoditas yang mengalami kenaikan harga dan 48 komoditas yang mengalami penurunan harga di Kota Ambon.
Sedangkan, 10 komoditas utama yang mengalami penurunan harga atau yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi Kota Ambon pada Agustus 2021 adalah cabai rawit (-0,173%), angkutan udara (-0,1492%), cabai merah (-0,073%), air kemasan (-0,0326%), daging ayam ras (-0,0302%), cakalang diawetkan (-0,0196%), ikan selar (-0,0177%), ikan kakap merah (-0,017%), anggur (-0,0109%), kacang panjang (-0,0104%).
Sementara, 10 komoditas utama yang mengalami kenaikan harga dengan andil terbesar terhadap inflasi Kota Ambon selama Agustus 2021 diantaranya adalah: nasi dengan lauk (0,0629%), ikan tongkol (0,0454%), kangkung (0,0405%), bawang merah (0,0382%), parfum (0,0286%), jeruk (0,0283%), sawi hijau (0,026%), mangga (0,0201%), ikan layang (0,0162%), dan pepaya (0,012%).
“Deflasi yang terjadi di Kota Ambon pada Agustus 2021 disebabkan 2 kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok makanan sebesar 0,38 persen dan kelompok transportasi sebesar 1,16 persen,” ujar Riyadi.
Sebaliknya, 9 kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, tertinggi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,92 persen; diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,56 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,32 persen.
Kelompok lainnya yakni perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,20 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,17 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen. (EVA)
Discussion about this post