AMBON(info-ambon.com)-Ada pemandangan menarik di minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan di Ambon. Pemandangan menarik dan mengundang decak kagum tersebut terjadi di Desa Galala, Kecamatan Sirimau Kota Ambon.
Desa Galala dengan mayoritas penduduk beragama Kristen tersebut, biasanya menghiasi desanya menyambut Natal dengan hiasan Pohon Terang besar di depan jembatan Galala dan ornament bintang di sepanjang jalan desa tersebut, Kemarin, saat perayaan Paskah, desa tersebut juga berdandan dengan hiasan Salib di depan jembatan Galala dan ornament salib kecil di sepanjang jalan desa. Dan ini dilakukan rutin tiap tahunnya.
Namun tahun ini, Desa Galala mempercantik lagi wilayahnya dengan ornament Idul Fitri, layaknya sebuah desa yang didiami penduduk mayoritas Muslim. Ada replica bedug pada lokasi yang biasanya dipajang Pohon Natal dan salib, ada pula ornament ketupat pada tiang-tiang lampu yang biasanya dipajang salib dan bintang.
Kepada Desa Galala, Mike Joris/Sitaniapessy kepada info-ambon.com, Senin (17/4/2023) mengakui, pemasangan ornament Idul Fitri seminggu sebelum perayaan hari besar saudara Muslim tersebut, merupakan bagian dari kebahagiaan bersama antar sesama anak negeri di Ambon.
‘’Ini juga merupakan sebuah ucapan selamat dari warga Galala, kepada saudara-saudaranya yang Muslim atas hari kemenangan yang ditunggu setelah melalui puasa di bulan suci Ramadhan,’’ tandasnya.
Selain itu, lanjut Mike Joris/S, pemasangan ornament Idul Fitri di Galala merupakan symbol kebersamaan, toleransi pela gandong yang selama ini berjalan baik di Kota Ambon. Bahkan mendapat penghargaan sebagai kota toleransi oleh Kementrian Agama RI.
‘’Kota kita adalah kota dengan nilai tolerasi yang tinggi. Dan ini kita wujudnyatakan, bukan hanya soal perkataan, namun juga dalam perbuatan. Simbil-simbol Idul Fitri di desa kami, merupakan salah satu wujud nyatanya,’’ tambah Joris.
Selain itu, hubungan Pela antara Galala dan Hitu Lama, Kecamatan Leihitu Maluku Tengah, juga menjadi inspirasi yang kuat, atas pemasangan ornament dan atribut Idul Fitri tersebut.
‘’Hubungan pela ini sudah terbentuk sejak nenek moyang kita, dan itu patut terus dilestarikan. Galala-Hitu Lama adalah salah satu symbol toleransi yang sudah diwujudkan tetua kita. Ini patut terus dijaga dan dilestarikan ke generasi muda, generasi milenial dan generasi Z kita saat ini,’’ cetusnya.
Warga Ambon yang melintasi kawasan itu pada waktu malam, merasa kagum atas inisiatif warga dan pemerintah desa Galala menyambut Idul Fitri 1444 H tersebut. ‘’Galala memang luar biasa. Simbol toleransi antar umat beragama diaktakan dengan sangat baik,’’ jelas Nasir, salah satu warga Muslim Ambon kepada info-ambon.com.
Disebutkan, kalau symbol toleransi seperti ini dilakukan secara massif oleh masyarakat lain di Ambon, maka hubungan kekerabatan orang sudara di Maluku, tak akan bisa diceraikan oleh apapun dan siapapun.
Mansye Tahya, warga Ambon lain juga menyampaikan, Galala sudah membuat suatu terobosan nyata yang patut mendapat apreseasi positif. ‘’Kalau ada penghargaan untuk desa toleransi di Ambon, maka saya usulkan Galala untuk peroleh penghargaan tersebut.
Bahkan dia mengusulkan kepada pemerintah Galala untuk menjadikan lokasi tersebut dijadikan sebagai symbol toleransi permanen. Artinya, jika ada perayaan hari besar agama lainnya, symbol-simbol itu juga bisa dipajang disana. (PJ)