AMBON (info-ambon.com)– Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi Provinsi Maluku untuk periode November 2025.
Plh Kepala BPS Provinsi Maluku, Jessica Pupella menyampaikan, Provinsi Maluku mencatat inflasi Month to Month (m-to-m) sebesar 0,28 persen, inflasi Year-to-Date (y-to-d) sebesar 2,75 persen, dan inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 2,33 persen.
“Inflasi y-on-y tersebut terjadi karena kenaikan harga yang tercermin dari meningkatnya indeks pada 9 kelompok pengeluaran, di antaranya: Perawatan pribadi dan jasa lainnya 4,47 persen. Makanan, minuman dan tembakau 4,14 persen. Kesehatan 4,08 persen. Pendidikan 2,57 persen. Rekreasi, olahraga dan budaya 2,48 persen. Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga1,74 persen. Transportasi 1,43 persen, Penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,30 persen. Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,15 persen,” kata Plh Kepala BPS Maluku dalam rilis tertulis yang diterima redaksi, Senin (1/12/2025),
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu:
• Pakaian dan alas kaki turun 1,17 persen,
• Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,30 persen.
“Dari sisi wilayah, inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 3,53 persen dengan IHK 110,13, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 1,24 persendengan IHK 108,60,” lanjut Pupella.
Beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, ikan layang/mumar, beras, wortel, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), cabai rawit, bawang merah, dan ikan tuna/tatihu. Adapun komoditas penyumbang deflasi di antaranya ikan selar/kawalinya, tomat, tarif angkutan udara, diapers, sabun mandi, bawang putih, dan cabai merah.
Untuk inflasi m-to-m, komoditas penyumbang terbesar adalah tarif angkutan udara, ikan layang/mumar, wortel, lemon, emas perhiasan, ikan cakalang, dan sawi hijau, sementara komoditas penyumbang deflasi antara lain tomat, kangkung, beras, ikan selar/kawalinya, ketela pohon, bawang merah, cabai merah, dan minyak goreng.
BPS mencatat bahwa kenaikan harga pada sebagian komoditas pangan dan jasa menjaga tren inflasi tetap terkendali sepanjang tahun. (EVA)








Discussion about this post