AMBON(info-ambon.com)- SMA Negeri Siwalima Ambon dipilih sebagai sekolah dimana pengenalan perdana SMA Garuda di Indonesia.
Selain SMA Siwalima, 15 titik lain di Indonesia yakni SMAN 10 Fajar Harapan, Aceh; SMA Unggul Del, Sumatera Utara; MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta; SMA Cahaya Rancamaya, Jawa Barat; SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah; SMA Pradita Dirgantara, Jawa Tengah; SMAN 10 Samarinda, Kalimantan Timur; SMAN Banua BBS, Kalimantan Selatan; MAN Insan Cendekia Gorontalo, Gorontalo; dan SMA Averos Sorong, Papua Barat Daya.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid hadir di acara Pengenalan Sekolah Garuda tersebut, Rabu (8/10/2025). Menkomdigi didampingi Asisten I Setda Maluku, Djalaludin Salampessy, Wakil Walikota Ambon. Elly Toisuta, dan Anggota DPD RI Ana Latuconsina.
Pada kesempatan itu menyempatkan diri tampil pada sesi Sharing Talk bersama Salampessy, Kepala Sekolah Siwalima, dan siswa berprestasi, Rachel yang baru pulang dari program pertukaran siswa di Amerika Serikat.
Menteri dalam sharing (berbagi pengalaman) itu mengungkapkan dirinya pun pernah tinggal di asrama saat mendapat beasiwa belajar di Singapura, sebelum kemudian kembali ke tanah air dan bekerja sebagai penyiar berita (wartawan).
“Sama seperti adik-adik semua di sekolah ini, awal-awal mimpi terus, mau ketemu orang tua,” katanya sambil tertawa.
Menteri pun memberi memberi motivasi agar para siswa SMA Siwalima terus berjuang mengejar impian.
Menurut Meutya Hafid, Sekolah Garuda adalah salah satu visi besar Presiden untuk Talenta Unggulan Sains dan Teknologi di Seluruh Pelosok Negeri
“Sekolah Garuda merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden untuk pemerataan pendidikan unggulan di seluruh pelosok Indonesia,” katanya.
Ia menjelaskan, program itu bertujuan memperluas kesempatan agar semakin banyak anak Indonesia dari seluruh pelosok negeri bisa menembus kampus-kampus terbaik dunia, dan sekaligus menyiapkan generasi emas 2045.
“Sekolah Garuda ini menjadi penting karena indeks pertumbuhan SDM Indonesia baru mencapai 54 persen dari target 100 persen,” katanya.
Presiden kata Hafid, ingin anak-anak Indonesia bisa menjadi penemu di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan sekadar pengguna.(IA-PJ)
Discussion about this post