AMBON (info-ambon.com)-Anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Rovik Akbar Afifudin, meminta pemerintah daerah segera mengambil langkah antisipatif menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana yang dapat terjadi di sejumlah wilayah di Maluku.
Permintaan itu disampaikan Rovik menyusul laporan terbaru terkait kejadian tanah longsor yang kembali terjadi di kawasan Galunggung, Ambon.
“Tadi malam saya mendapat laporan bahwa telah terjadi longsoran kedua di wilayah Galunggung. Memang belum menelan korban jiwa, namun kondisi ini sangat mengancam dan tidak bisa dianggap remeh,” kata Rovik kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (2/7/2025).
Menurut dia, upaya mitigasi bencana tidak bisa hanya dilakukan saat bencana sudah terjadi. Pemerintah perlu memetakan dan mengidentifikasi lebih awal titik-titik rawan bencana, terutama di wilayah-wilayah yang rentan seperti bantaran sungai dan lereng bukit.
“Cuaca kita semakin ekstrem. Masyarakat harus lebih hati-hati dan berikhtiar menghadapi situasi ini,” ujarnya.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang diterima DPRD, kondisi cuaca ekstrem di wilayah Maluku diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Juli dan baru mulai mereda pada awal Agustus. Dengan situasi tersebut, Rovik menilai perlu adanya kesiapan lebih dari instansi terkait.
Ia mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial untuk menyiapkan rencana darurat secara menyeluruh, termasuk dengan menyiapkan cadangan logistik dan kebutuhan pokok untuk masyarakat terdampak.
“Dinas Sosial perlu menyiapkan buffer stock untuk kebutuhan darurat. Ini penting karena kita tidak tahu kapan situasi bisa memburuk,” ujar Rovik. “Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota harus bersinergi menyiapkan logistik agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat jika terjadi bencana.”
Rovik berharap, dengan langkah-langkah antisipatif ini, risiko korban jiwa dan kerugian akibat bencana dapat diminimalkan. (EVA)
Discussion about this post