AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku angka realisasi inflasi Indeks Harga Konsumsi (IHK) gabungan kabupaten/kota di Provinsi Maluku terkendali pada April 2024.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah menyampaikan, angka realisasi gabungan kabupaten/kota IHK di Provinsi Maluku secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,29% (mtm).
“Angka tersebut terkendali, meskipun mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi Maret 2024 yang mengalami deflasi -0,46% (mtm),” ungkap dia dalam rilis tertulis yang diterima Redaksi info-ambon.com, Jumat (3/5/2024).
Menurutnya, realisasi inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi nasional sebesar 0,25% (mtm).
Secara spasial, inflasi bersumber dari seluruh kabupaten/kota IHK, yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Kota Tual yang tercatat masing-masing sebesar 0,34% (mtm); 0,26% (mtm); dan 0,17% (mtm).
“Terkendalinya inflasi Gabungan Kabupaten/Kota di Maluku seiring dengan angka realisasi pada kelompok Transportasi yang masih mengalami deflasi. Kelompok komoditas tersebut tercatat mengalami deflasi -0,13% (mtm),” jelas Rawindra.
Selain itu, Deflasi kelompok ini terutama bersumber dari deflasi pada komoditas tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,04% (andil, mtm).
Terjadinya deflasi pada komoditas tersebut dipengaruhi oleh berlangsungnya HBKN Idul Fitri 2024 pada akhir Maret sampai awal April 2024, sehingga tingkat mobilitas masyarakat terbagi pada kedua bulan dimaksud.
Hal tersebut berpengaruh terhadap tekanan harga tarif angkutan udara yang menurun, seiring tingkat permintaan yang cenderung menurun pada April 2024.
“Realisasi inflasi di Maluku terjadi didorong oleh kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman yang mengalami inflasi pada bulan April 2024, meskipun realisasi tetap terkendali. Angka realisasi April 2024 mengalami inflasi sebesar 0,39% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,39% (mtm),” lanjut dia.
Sedangkan, realisasi utamanya disebabkan oleh komoditas cabai rawit, tomat, dan cabai merah yang mengalami inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,26% (andil, mtm); 0,21% (andil, mtm); dan 0,12% (andil, mtm).
“Realisasi tersebut seiring dengan tingkat curah hujan yang meningkat pada April 2024, sehingga berpengaruh terhadap produktivitas komoditas hortikultura di sentra produksi. Terkendalinya realisasi inflasi pada kelompok ini, tertahan oleh deflasi pada komoditas ikan layang, ikan selar, dan ikan cakalang dengan andil masing-masing sebesar 0,17% (andil, mtm); 0,15% (andil, mtm); dan 0,10% (andil, mtm), seiring dengan tingginya pasokan ikan akibat tingkat gelombang laut serta fenomena upwelling yang berpengaruh terhadap produktivitas nelayan tangkap.
Secara tahunan, pada bulan April 2024, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota IHK di Provinsi Maluku rendah dan terkendali. Inflasi tahunan tercatat sebesar 2,43% (yoy), menurun dibandingkan realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,75% (yoy). Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Nasional sebesar 3,00% (yoy).
“Tingkat inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku masih berada dalam rentang sasaran inflasi Nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1% (yoy). Realisasi inflasi April 2024 di Provinsi Maluku tetap rendah dan terkendali merupakan peran koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk meredam terjadinya inflasi, khususnya yang berasal dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau. Dalam rangka menghadapi risiko kedepan, khususnya ketergantungan terhadap daerah sentra di luar daerah, TPID provinsi maupun kabupaten/kota terus merumuskan berbagai strategi untuk menurunkan risiko tekanan inflasi ke depan. Kegiatan yang dilakukan pada bulan April 2024 adalah kegiatan Gerakan Pangan Murah menjelang HBKN Idul Fitri 2024 di Ambon oleh TPID Kota Ambon berkolaborasi dengan Bulog Maluku, Gebyar Pasar Murah dan pelaksanaan Kios Bajual Murah di Tual, serta Gerakan Pangan Murah di Maluku Tengah,” tutup Rawindra. (EVA)
Discussion about this post