AMBON (info-ambon.com)-Ekspor Maluku pada November 2022 mencapai US$ 6,53 juta berasal dari komoditas non migas.
“Komoditas non migas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna (tuna sirip kuning, fresh tuna whole, frozen yellowfin tuna loin), ikan kerapu, ikan kakatua, ikan rajabau, kepiting bakau (live crab) dan udang vannamei,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi kepada wartawan di kantornya, Senin (2/1/2023).
Diakui, nilai ekspor November turun sekitar 14,05 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Oktober 2022 (US$ 7,59 juta) yang berasal dari komoditas barang nonmigas yaitu kelompok ikan dan udang.
“Ekspor Maluku Januari-November 2022 berasal dari komoditas migas berupa minyak petroleum mentah sebesar US$ 26,33 juta dan komoditas non migas senilai US$ 42,51 juta berupa ikan tuna (fresh tuna whole, fresh tuna saku, fresh tuna loin, frozen yellowfin tuna loin,
frozen yellowfin tuna steak, tuna sirip kuning), frozen grouper, red snapper, mackerel, cumicumi, ikan kerapu hidup, ikan kakatua, ikan rajabau, ikan surgeon, udang (vannamei shrimp), kepiting bakau (live crab), gum copal produk alami untuk industri, pala dan bubuk bunga pala (mace powder), biji kenari, minyak kayu putih (eucalyptus oil) serta spareparts untuk mesin lainnya,” jelas Riyadi.
Menurutnya, lanjut Riyadi, perbandingan nilai ekspor Januari–November 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukan peningkatan sekitar 86,55 persen.
“Pada November 2022 ekspor Maluku dilakukan ke negara anggota ASEAN senilai US$ 0,02 juta ke Singapura. Ekspor dari Maluku ke negara di kawasan Asia lainnya senilai US$ 6,51 juta yaitu ke Hongkong senilai US$ 0,30 juta, Jepang sebesar US$ 0,33 juta, dan Tiongkok sebesar US$ 5,88 juta,” lanjut dia.
Sementara itu, katanya, ekspor terbesar pada periode ini menuju Tiongkok. Ekspor ke Jepang dan Tiongkok mengalami penurunan nilai ekspor sekitar 32,90 dan 16,97 persen dibandingkan Oktober 2022.
Maluku melakukan ekspor ke Negara anggota ASEAN pada periode Januari-November 2022, yang terbesar menuju Singapura senilai US$ 3,30 juta atau mengalami peningkatan 977,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Pada Kawasan Negara Asia Lainnya yaitu Tiongkok memiliki nilai ekspor tertinggi yang selanjutnya diikuti oleh India, Jepang dan Hongkong. Ekspor ke Tiongkok mengalami peningkatan 397,92 persen, dan sebaliknya ekspor ke Jepang mengalami penurunan sekitar 25,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
“Negara tujuan ekspor Maluku pada Januari sampai November 2022 didominasi oleh negara Tiongkok dengan andil sebesar 47,70 persen dari total ekspor Maluku,” terang dia.
Sedangkan, ekspor Maluku pada bulan November 2022 melalui Pelabuhan Yos Sudarso dan Bandara Pattimura di Ambon. Pada bulan ini tidak ada ekspor melalui Pelabuhan Tual, Pelabuhan Dobo, Bula dan Lirang.
Jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2022 maka terlihat terjadi penurunan nilai ekspor pada Bandara Pattimura sekitar 31,69 persen dan Pelabuhan Yos Sudarso sekitar 12,78 persen.
Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari-November 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukkan peningkatan sebesar 86,55 persen.
“Peningkatan disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor yang terjadi di Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon sekitar 249,31 persen dan Bula sekitar 23,79 persen. Secara keseluruhan, ekspor Maluku terbesar dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon yakni mencapai 56,98 persen,” pungkas Riyadi. (EVA)
Discussion about this post