AMBON (info-ambon.com)-Ekspor Maluku pada September 2022 mencapai US$ 6,33 juta berasal dari komoditas non migas. “Komoditas non migas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna (fresh tuna whole), ikan kerapu, red snapper, ikan mackerel beku, cumi-cumi, ikan kakatua, ikan ungar/rajabau, kepiting bakau (live crab) dan udang vannamei,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi kepada wartawan di Ambon, Selasa (1/11/2022).
Riyadi menjelaskan, nilai ekspor September naik sekitar 8.212,40 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Agustus 2022 (US$ 0,08 juta) yang berasal dari komoditas barang nonmigas yaitu kelompok ikan dan udang.
“Ekspor Maluku Januari–September 2022 berasal dari komoditas migas berupa minyak petroleum mentah sebesar US$ 26,33 juta dan komoditas non migas senilai US$ 28,38 juta berupa ikan tuna (fresh tuna whole, fresh tuna saku, fresh tuna loin, frozen yellowfin tuna loin, frozen yellowfin tuna steak, tuna sirip kuning), frozen grouper, red snapper, mackerel, cumi-cumi, ikan kerapu hidup, ikan kakatua, ikan rajabau, udang (vannamei shrimp), kepiting bakau (live crab), gum copal produk alami untuk industri, pala dan bubuk bunga pala (mace powder), biji kenari, minyak kayu putih (eucalyptus oil) serta spareparts untuk mesin lainnya,” ujarnya.
Jika dibandingkan, lanjut Riyadi, nilai ekspor Januari–September 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukan peningkatan sekitar 59,99 persen.
“Pada September 2022 ekspor Maluku dilakukan ke negara anggota ASEAN senilai US$ 0,04 juta ke Singapura dan Thailand. Ekspor dari Maluku ke negara di kawasan Asia lainnya senilai US$ 6,29 juta yaitu Hongkong senilai US$ 0,31 juta, Jepang sebesar US$ 0,29 juta, dan Tiongkok sebesar US$ 5,68 juta. Ekspor terbesar pada periode ini menuju negara Tiongkok,” terang dia.
Sementara itu, ekspor ke negara Netherland mengalami penurunan nilai ekspor sekitar 100,00 persen dibandingkan Agustus 2022. Maluku melakukan ekspor ke Negara anggota ASEAN pada periode Januari-September 2022, yang terbesar menuju Singapura senilai US$ 3,27 juta atau mengalami peningkatan 1.179,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Pada Kawasan Negara Asia Lainnya yaitu India memiliki nilai ekspor tertinggi yang selanjutnya diikuti oleh Tiongkok dan Jepang. “Ekspor ke Tiongkok mengalami peningkatan 201,32 persen, dan sebaliknya ekspor ke Jepang mengalami penurunan sekitar 31,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Negara tujuan ekspor Maluku pada Januari s.d. September 2022 didominasi oleh negara India dengan andil sebesar 48,19 persen dari total ekspor Maluku,” lanjut Kepala BPS.
Sedangkan, ekspor Maluku pada bulan September 2022 melalui Pelabuhan Yos Sudarso dan Bandara Pattimura di Ambon. Pada bulan ini tidak ada ekspor melalui Pelabuhan Tual, Pelabuhan Dobo, Bula dan Lirang. Jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2022 maka terlihat terjadi peningkatan nilai ekspor pada Bandara Pattimura sekitar 337,58 persen.
“Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari-September 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukkan peningkatan sebesar 59,99 persen. Peningkatan disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor yang terjadi di Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon sekitar 174,49 persen dan Bula sekitar 23,79 persen. Secara keseluruhan, ekspor Maluku terbesar dilakukan di Pelabuhan Bula yakni mencapai 48,12 persen,” pungkas dia.(EVA)
Discussion about this post