AMBON (info-ambon.com)-Sebanyak 2000 warga mengikuti kegiatan 5 tahunan yakni Panas Gandong antara Negeri Rumahkay (Amakele Lorimalahatu), dan Negeri Rutong (Loporissa Uritalai), Rabu (18/3/2020) di Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon. Kegiatan ini direncanakan berlangsung 18-21 Maret 2020.
Kegiatan yang diawali dengan penjemputan tamu pejabat secara adat, penyerahan acara pemanasan gandong di pantai Rutong oleh kepala Soa Lessy kepada Pemerintah Negeri Rumahkay dan BPD, setalah itu, armada gandong kakak di pandu oleh gusepa ke perahu motor gandong adik dari tanjung Hutumuri kemudian menuju kolam Sapaloa sambil berkapata antar gusepa.
Di kolam Sapaloa, gandong kakak di sambut oleh marga Lessy yang terdiri dari 3 tokoh sejarah yaitu Kekerisa, Corputty, dan Atapary. Sesaat di Sapaloa, mereka merubah marga dari marga Kekerissa menjadi Maspaitella, Corputty menjadi Talahattu, dan Atapary menjadi Telapary. Sementara dari tepi pantai pelabuhan Rojanu Hitipory, jujaro-mongare melagukan lagu gusepa untuk mengenang kembali sejerah gandong tersebut.
Setelah itu, Raja Negeri Rutong, Reza Valdo Maspaitella melakukan pengalungan kain ute-ute dari Pemerintah Rutong kepada Penjabat Pemerintah Negeri Rumahkay, dan penandatangan prasasti Amalopu, di pelabuhan Rojanu Hitipory.
Raja Negeri Rutong, Reza Valdo Maspaitella mengharapkan, melalui panas gandong tahun 2020 dapat menjaga dan memperat ikatan tali persaudaraan antara adik dan kakak.
Penjabat Pemerintah Negeri Rumahkay, Morits Akerina menyatakan, Panas gandong Rutong-Rumahkay boleh kita maknai sebagai cara untuk bagaimana kita membentuk rasa persaudaraan adik-kakak, sehingga bisa diwarisi generasi mendatang.
“Sebagai generasi muda Maluku dapat mempertahankan ini dengan baik, karena ini menjadi investasi terbesar bagi kita, kegiatan ini hendaknya menjadi moment untuk memperarat tali persaudaraan adik dan kakak, sehingga kita menjadi contoh di Maluku, tetapi secara nasional,’’katanya.
Sementara itu, Sambutan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata Kota Ambon Rico Hayat menyampaikan, apresiasi yang tinggi kepada atas penyelenggaraan festival panas pela antara Rutong-Rumahkay, dan strategi bagi upaya menjaga wibawa dan eksistensi antara negeri adat, pelestarian adat, dan kearifan lokal bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda kota Ambon.
“Perkembangan jaman serta teknologi, yang semakin modern, sering membawa kecenderungan masyarakat sehingga melupakan nilai adat dan kearifan lokal yang telah di wariskan oleh nenek moyang kita, salah satu kearifan lokal itu adalah budaya gandong, yang merupakan sistem hubungan, kekerabatan adik dan kaka, antara dua negeri atau lebih, dari satu gandong atau garis keturunan yang sama.’’katanya.
“Melalui acara ini, kita berharap antara negeri adat Rutong-Rumahkay ini akan menjadi suatu contoh bagi negeri-negeri adat lainnya, baik itu dalam ikatan gandong maupun ikatan pela,’’ujar dia.
“Implementasi antara negeri Rutong-Rumahkay ini, juga diharapkan membawa dampak positif bagi pengembangan sumber daya manusia antara 2 negeri, serta menjadi suatu kegiatan yang bernilai positif bagi anak cucu negeri Rutong-Rumahkay yang ada negeri, maupun di tanah rantau, untuk dapat memberikan sumbangsi bagi daerah asal masing-masing,’’terang Hayat.
Untuk diketahui kegiatan panas gandong antara dua negeri yakni Rumahkay dan Rutong masuk pada agenda visit Ambon tahun 2020.(EVA)
Discussion about this post