AMBON(info-ambon.com)- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) menggelar Training Of Traineer (TOT) bagi para Relawan dan Tagana Kota Ambon terkait pemulihan psikologi masyarakat pasca bencana. Kegiatan berlangsung, Jumat (1/11/2019) di Ambon.
Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler mengatakan bencana adalah kejadian yang dapat terjadi di mana saja, Kapan saja dan membawa dampak bagi siapa saja yang bermukim atau beraktivitas di sekitar area bencana tersebut.
Lanjut kata Wawali, Bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis.
“Secara garis besar dampak psikologis yang sering muncul pada korban bencana meliputi perubahan emosional akibat pengalaman traumatis, kekhawatiran akan kelangsungan hidup dan masa depan kecemasan terkait keutuhan keluarga dan lingkungan sosial,” jelas Wawali.
Dampak itu dapat muncul tanda dan gejala gejala psikologi antara lain, gangguan psikologis ringan, berupa kecemasan, kepanikan, ketegangan dan lain-lain. Gangguan psikologi sedang berupa kecemasan menyeluruh, penarikan diri, hingga gangguan emosi yang menetap. Gangguan mental dan perilaku berat berupa gangguan mental terkait dengan trauma, stress, gangguan, depresi, kecemasan menyeluruh atau fobia.
“Sebagian besar dampak psikologis yang muncul pasca bencana alam berupa reaksi stress yang normal, oleh karenanya penting untuk diberikan dukungan psikologis sejak dini yang dikenal dengan dukungan psikologis awal kepada para penderita dalam hal ini korban bencana gempa bumi,” aku Wawali.
Wawali berharap, TOT pemulihan psikologis pasca bencana ini dapat menjadi momen bagi instansi teknis terkait dan juga relawan bencana sehingga mampu mengurangi maupun menghilangkan traumatik korban bencana dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
Ditempat yang sama, Ketua Tim Peduli Universitas Indonesia, Albert menjelaskan, pasca bencana yang terjadi di Ambon-Maluku, ini merupakan fase kedua pemulihan yang dilakukan tim UI.
“Fase pertama, kami datang untuk memasang alat peringatan yang dikenal dengan nama Earthquake Warning Alert System atau EWAS. Saat ini, fase kedua, kami datang untuk memberikan psikodukasi bagi para relawan di Ambon yang kemudian akan menjadi ujung tombak bagi pemulihan psikologis masyarakat terdampak bencana,” katanya.
Ketua berharap, para peserta dapat mengikuti kegiatan TOT dengan baik dan seksama, sehingga ketika turun ke masyarakat, para relawan dapat mengerti dengan pasti, langkah-langkah apa yang bisa diambil dalam melakukan pemulihan kepada masyarakat.
“Pada pelatihan ini, tim kami akan menjelaskan cara-cara mengatasi dan melakukan pemulihan bagi masyarakat terdampak bencana, sehingga relawan yang hadir saat ini akan dilatih sebagai tenaga yang dapat membantu memulihkan psikis korban akibat bencana,” ucap Ketua.
Dalam kegiatan tersebut, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, melakukan video konferensi seraya memberikan dukungan dan apresiasinya kepada para Tim UI dan Relawan.
“Atas nama Pemerintah Kota, kami ucapkan terima kasih atas atensi yang begitu besar dari Tim UI yang datang untuk memberikan pelatihan bagi relawan yang ada di Ambon. Atensi yang diberikan sebagai wujud semangat persatuan dan kesatuan, semangat solidaritas sosial antara sesama anak bangsa,” jelas Walikota.
Walikota berharap, lewat pelatihan para relawan peserta TOT nantinya dapat mentransfer ilmu yang diperoleh untuk menolong para pengungsi agar memperoleh kembali kepercayan diri dan trauma yang dirasakan dapat dipulihkan. (HMS/PJ)
Discussion about this post