AMBON(info-ambon.com)-Matheos Berhitu (46 tahun) pelari Ultra Marathon asal Maluku, berhasil keluar sebagai juara Tour the Malaysia 2019 dengan berlari selama 38 jam, 44 menit dan 9 detik non stop dengan jarak yang ditempuh sepanjang 283 KM.
Pada lomba ultra marathon tersebut, Matheos Berhitu adalah satu-satunya pelari yang keluar sebagai juara. Pelari lainnya, memang masuk garis finis, namun tidak berpredikat juara, karena melebihi limit waktu yang ditentukan panitia.
Kepada info-ambon.com, Rabu (7/8/2019) di Ambon, Berhitu sampaikan, Ultra Marathon Tour The Malaysia adalah juara ke-3 yang diraihnya dalam tahun ini, setelah sebelumnya pada bulan Maret menjuarai Ultra di Jakarta dengan jarak tempuh 100 KM dan beberapa bulan kemudian juarai Ultra di Cirebon (100 KM) sebelum akhirnya di Malaysia 283 KM.
Khusus untuk Malaysia, Berhitu sampaikan, ajang itu adalah ajang professional bergengsi, sebab diikuti oleh sekitar 21 negara dengan peserta yang sangat selektif. ‘’Lomba itu peserta yang mendaftar 68 orang. Namun setelah sampai di lokasi lomba, panitia lakukan seleksi, dan terpilih hanya 24 peserta saja, 3 diantaranya berasal dari Malaysia, sementara sisanya masing-masing mewakili negara yang berbeda. Saya satu-satunya pelari Indonesia disana,’’ tandasnya.
Selain seleksi ketat, para peserta juga adalah para juara dari masing-masing Negara, bahkan ada juara dunia ultra serta juga juara Eropa. ‘’Juara dunia itu pelari ultra dari Rusia dan juara Eropah itu dari Cheko,’’ katanya.
Dia tambahkan, dalam lomba tersebut, dirinya merupakan pelari dengan usia tertua di antara semua peserta. Juara dunia asal Rusia baru berusia 29 tahun sementara juara Eropah baru berusia 27 tahun.
Dia menuturkan, setiap 40 KM yang ditetapkan panitia sebagai lokasi Cek Point (CP) dirinya hanya singgah sebentar untuk diberikan tanda, dan mengambil sedikir air, dan selanjutnya kembali berlari.
Catatan waktu yang ditempuhnya untuk menyelesaikan 283 KM yakni 38 jam 44 menit 9 detik adalah limit waktu yang sangat baik, karena panitia menentukan, bahwa untuk jarak tersebut, waktu yang ditoleransikan adalah 55 jam. ‘’Peserta lain tidak ada masuk dibawah 55 jam. Semuanya diatas 55 jam. Makanya pada lomba itu, saya hanya satu-satunya yang menjadi juara,’’ tandas Berhitu.
Dia menyebut, peserta dari Rusia yang menjadi juara dunia dan dari Cheko yang menjadi juara Eropah, tidak finis pada rentang waktu yang ditentukan tersebut, sehingga tidak ada juara 2 dan juara 3. ‘’Mereka memang masuk finis, namun sudah diatas 55 jam seperti yang ditetapkan panitia,’’ akunya.
Menurutnya, karena olahraga ini sudah bukan lagi olahraga prestasi, maka keikutsertaan dirinya pada ajang-ajang nasional maupun internasional adalah atas keinginan pribadi untuk menyalurkan hobi larinya yang begitu besar.
Ultra Marathon sendiri, adalah lari di atas 100 KM dengan durasi waktu yang ditetapkan panitia. JIka jaraknya 100 KM, maka cek poin setiap 20 KM, namun jika diatas 150 KM, maka cek poinnya setiap 40 KM.
‘’Kami rata-rata pelari Ultra ini, tidak mengharapkan prestasi lagi, kami hanya menyalurkan hobi dan mengukir nama pada ajang-ajang itu. Ini hobi yang bisa dijadikan bagian dari gaya hidup. Soal bonus dan lainnya, itu adalah masalah lain yang tidak terlalu kami pikirkan,’’ demikian Matheos Berhitu. (PJ)
Discussion about this post