AMBON (info-ambon.com)-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon, Wendy Pelupessy mengatakan, sebanyak 928 orang yang melakukan penyuntikan vaksin booster ke II atau vaksin keempat pasca dibuka pada 24 Januari 2023 lalu.
“Saat ini sudah ada sekitar 928 orang. Jadi dia tidak pakai kategori lagi. Siapa yang sudah booster dosis pertama, bisa ke dosis kedua. Ini mulai jalan sejak 24 Januari 2023 pasca Presiden Joko Widodo umumkan,” katanya kepada info-ambon.com di
Kota Ambon, Senin(13/2/2023).
Dijelaskan, proses vaksinasi booster dosis ketiga itu, pihaknya tidak lagi membuka layanan di Tribun Lapangan Merdeka. Namun semuanya sekarang terpusat di Puskesmas Valentine agar mudah terkontrol.
Menurutnya, tidak bisa lagi dibuka layanan vaksinasi booster dosis kedua di Puskesmas-puskesmas yang ada di Desa/Kelurahan. Pasalnya satu vial untuk booster harus 12 orang.
“Tidak bisa lagi. Karena satu vial itu 12 orang. Kadang juga tidak sampai. Karena kalau sudah buka satu vial, tidak habis hari itu maka dosis yang sisa bisa jadi temuan lagi kembali. Jadi kita bikin terpusat saja,” jelas Pelupessy.
“Kecuali di Puskesmas, warga sudah daftar untuk hari apa-hari apa, lalu satu kali buka untuk satu vial itu bisa. Jadi tinggal diarahkan ke Valantine, supaya bukanya itu gampang. Sebab vaksin tidak terpakai, akan jadi temuan,”bebernya.
Ditambahkan, pihaknya tidak memiliki target berapa banyak di tahun ini yang akan vaksin booster dosis kedua. Sebab diharapkan sebanyak mungkin warga bisa datang sendiri jika sudah booster dosis pertama.
“Targetnya sebanyak mungkin orang yang sudah booster dosis pertama suntikan ketiga, dia bisa lanjut dengan booster kedua suntikan keempat. Jadi selama yang ada itu kita tetap melayani,” tukasnya.
Memang biasanya, sambung Wendy, kalau ada prasyarat penerbangan booster dosis kedua dari pemerintah pusat, baru orang berlomba-lomba untuk vaksin. Tapi sepanjang tidak ada, tentu persentasenya kecil atau sedikit.
“Kita hanya menunggu, himbau, sosialisasi. Tapi kita tidak bisa paksa untuk vaksin. Kembali pada kerelaan orang. Tapi banyak itu biasanya kebutuhan untuk berangkat walau sekarang tidak ketat. Jadi kesadaran itu kurang dibanding kalau ada regulasi yang atur wajib booster kedua,” tutup Pelupessy. (EVA)