58 Siswa SD-SMP Ikut Lomba Bertutur Cerita Rakyat Pulau Ambon

Asisten I setkot Ambon menerima buku cerita rakyat dari Kepala Kantor Bahasa Maluku usai membuka lomba bertutur cerita rakyat Pulau Ambon tadi pagi.-dok-

AMBON (info-ambon.com)-Sebanyak 58 peserta ikut Lomba bertutur cerita rakyat Pulau Ambon. 58 peserta tersebut berasal dari 50 Sekolah Dasar (SD) dan SMPN di Kota Ambon. Kegiatan yang diselenggarakan Kantor Bahasa Provinsi Maluku berlangsung di Hotel Amaris, Selasa (24/9/2019). Lomba ini dibuka Asisten I Pemerintahan Kota Ambon, Mien Tupamahu mewakili Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.

Dalam sambutannya disampaikan, kegiatan ini tentunya memberikan motivasi  kepada seluruh peserta untuk memahami kebudayaan di Pulau Ambon, sekaligus untuk menggali kreativitas para peserta cara mempresentasikan  di hadapan banyak orang.

“Saya yakin peserta memiliki pemahaman yang baik, serta mampu menggambarkan yang dituturkan itu, akan menjadi terbaik dalam lomba ini,” ucapnya.

Untuk itu, Ia berharap, dengan kreativitas yang dimiliki oleh peserta , membuat pembacaan dan penghayatan menjadi hal menyenangkan yang akan terus dilakukan serta praktekan dalam kehidupan  sehari-hari, khususnya dari cerita yang ditampilkan.

Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Asrif menyatakan, selama ini kota Ambon tidak memiliki bahan bacaan cerita anak, yang cukup untuk para siswa, sehingga membuat mereka mencandu dengan internet, karena itu, kantor bahasa Maluku menyusun cerita rakyat dengan melatih para guru-guru, supaya para guru memiliki kompetensi menulis.

“Jadi ini proses yang panjang, yakni menulis kemudian tulisan itu di transfer menjadi pertunjukan, kemudia anak-anak lomba bertutur, jadi anak-anak kita tidak hanya tahu cerita batu badaong, dan nenek luhu, tetapi juga mempu memperagakan cerita yang di tulis oleh guru-guru mereka,’’katanya.

Menurutnya, dari situlah, kemudian pendidikan karakter kita bangun anak-anak tidak hanya mengenali cerita tangkuban perahu, dan malin kundang tetapi juga akan sangat mengenali cerita rakyat kita yang bersumber dari pulau Ambon, pulau Lease dan Saparua Haruku maupun sekitar Ambon.

“Kurangnya bacaan buku untuk anak,  banyak yang terdapat dari buku itu, buku pelajaran, tetapi buku lokal dengan kualifikasi SD itu yang sama sekali Maluku belum memiliki itu, cerita rakyat maluku yang kita cari ada di internet dan biasa di tulis oleh orang di blog-blog. kalau untuk versi kita sampai hari ini kita tidak memiliki oleh karena itu kami menulis dan di tulis oleh guru-guru kita bukan orang lain. Dengan itu, saya mengharapakan semua guru proaktif dan semua ini kemudian instansi melakukan hal yang sama,’’tandasnya.

Dijelaskan, Kantor Bahasa Maluku telah terbitkan 500 buku, nantinya akan bagikan ke guru dan perpustakan sekolah, dan juga akan di sebar ke perguruan tinggi, di perpustakan besar di Indonesia.

“Dengan buku yang kita bagikan ini, diharapkan dapat memotivasi pada guru bahwa tulisannya di baca orang banyak, dan juga agar orang banyak tahu tidak hanya mengenal Maluku dari segi sejarah, tetapi juga tahu dari cerita rakyat Maluku,’’tutur Asrif.(IA-EVA)

Exit mobile version