AMBON (info-ambon.com)-Sebanyak 301 trompet di Kota Ambon mengikuti workshop, dengan tema “Pakailaah talenta untuk kemuliaan nama Tuhan”, kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari yakni, 8-10 Oktober 2019, di Gereja Maranatha Ambon, Rabu (9/10/2019).
Workshop menghadirkan tiga narasumber, Brury Efendy dengan materi, cara tiup trompet, perawatan trompet, cara mengatur pernapasan saat meniup trompet, dan ambisir, Direktur badonci Maluku, music school, Harry Leiwakabessy, dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Maluku, Ricko Mataheru.
Dalam sambutan Ketua Klasis kota Ambon, yang di wakili Pdt, Picaulya menyampaikan, pelaksanaan worskop trompet merupakan kerjasama Klasis kota Ambon, Maluku badonci music school, dan DPD PAPRI Maluku, merupakan pertama kali di kota Ambon dan juga dilaksanakan agar bisa menambah pengetahuan kepada para peniup trompet di kota Ambon.
“Kegiatan ini sangat penting, karena setiap hari minggu di gereja itu, trompet merupakan salah satu alat musik yang mendukung musik gereja, untuk memuji Tuhan,’’katanya.
Dijelaskan, kareakter tiup trompet di setiap jemaat masing-masing Gereja itu sudah punya group trompet tersendiri, tetapi banyak sekali sinkronisasi yang terjadi, untuk itu, kepada para seperta yang sementara mengikuti worskop, ikutilah dengan baik, demi kemajuan yang akan di adakan dalam worskop, supaya kedepan lebih baik lagi, dan dapat memiliki kebahagiaan tersendiri agar bagaimana group trompet itu semakin maju.
Sementara itu, Direktur Maluku Badonci music school, Harry Leiwakabessy menyatakan, pertumbuhan dan perkambangan group trompet di kota Ambon, dimana setiap hari minggu mereka mengiringi lagu yang dinyanyikan di gereja, hal ini di pikirkan pada saat berdirinya badonci Maluku musik school, oleh karena itu, kita pikirkan dalam badonci Maluku school ini, apa yang harus kita lakukan.
“Ketika kami duduk bersama para seniman-seniman senior dan berdirinya bandonci Maluku musik school sudah selama tujuh bulan, kita pikirkan apa yang harus dilakukan saat musik school berada di Ambon, akhirnya kami pikirkan harus lakukan sesuatu, yakni harus dilakukan worskop trompet untuk di perdayakan,’’tandasnya.
Diakui, memang group dan perorangan trompet di Ambon memang sering mengikuti festival dan lomba, tetapi mereka harus di ajarkan untuk menambah Sumber Daya Manusia (SDM), supaya mereka bisa mengenal notasi dalam worskop ini.(EVA)