30 Ribu Warga Ambon Jadi Target Tes HIV AIDS

AMBON (info-ambon.com)- Kepala dinas kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy menyampaikan, di tahun 2023, pihaknya menargetkan 30 ribu warga Ambon dapat menjalani pemeriksaan darah guna deteksi dini penderita HIV/AIDS. Dimana, periode Januari – Juni 2023 ada 10.047 warga kota yang melakukan pemeriksaan HIV/Aids di fasilitas layanan kesehatan.

“Kita menargetkan di tahun 2023 ada 30 ribu warga yang melalukan pemeriksaan, capaiannya masih jauh tentu kita terus berharap ada kesadaran diri masyarakat untuk memeriksakan kesehatan,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Jumat (14/7/2023).

Dikatakan, warga yang menjalani pemeriksaan ada di populasi kunci selain di wilayah yang ada penderita HIV/AIDS juga di sejumlah tempat yang menjadi potensi penularan kasus baru.

Sasaran pemeriksaan darah dilakukan bagi penderita TBC, karena orang yang terkena HIV mudah terkena penyakit TBC.

Selain itu juga, dilakukan kepada ibu hamil, karena salah satu cara penyebaran HIV/AIDS bisa melalui ibu hamil ke bayi, baik dalam proses mengandung, persalinan, maupun menyusui.

Pemeriksaan lanjutnya, dapat dilakukan secara gratis di laboratorium Tes Cepat Molekuler (TCM) di RSUD Haulussy, PKM Waihaong, dan Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Ambon.

Selain itu 34 fasilitas layanan kesehatan yakni 22 Puskesmas di Kota Ambon, RS pemerintah dan swasta dan Klinik Candela.

Dari fasilitas kesehatan yang tersebar, masyarakat cukup banyak melalukan pemeriksaan di RS Siloam mencapai 1.589, RSUP Leimena 603 orang, puskesmas Rijali 507 orang, dan Waihaong 349 orang.

“Dari pemeriksaan yang dilakukan ditemukan 174 kasus baru positif Januari – Juni 2023, tersebar di PKM Waihaong 30 kasus, klinik Candela 32 kasus,” terang Pelupessy.

Mencapai target itu Kementerian Kesehatan menerapkan strategi akselerasi Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan (STOP).

Suluh dilaksanakan melalui edukasi yang menargetkan sekitar 95 persen masyarakat paham HIV; Temukan dilakukan melalui percepatan tes dini dan diharapkan sekitar 95 persen ODHA tau status.

Obati dilakukan untuk mencapai 95 persen ODHA segera mendapat terapi ARV; dan Pertahankan yakni 95 persen ODHA yang ART tidak terdeteksi virus. (EVA)

Exit mobile version