200 Lapak Pasar Mardika Masuk Daftar Bongkar

Fahmy Salatalohy, Asisten II Setkot Ambon.

AMBON (info-ambon.com)-Sebanyak 200 Lapak di Pasar Mardika, Kota Ambon di cross atau diberikan tanda X saat penertiban oleh Pemerintah Kota (Pemkot). Pasalnya, lapak tersebut sudah dibayar, namun para PKL tidak menempati dan lebih memilih berjualan di badan jalan.

Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Ambon, Fahmi Salatalohy, mengatakan, lapak-lapak yang dicross, adalah lapak-lapak yang telah dibayar oleh PKL kepada pihak pengembang, namun hingga kini, tidak ditempati. Baik itu yang diatas trotoar, maupun yang ada di Pasar Apung.

“Ada sekitar 200 lebih lapak di Mardika yang sudah dipasang tanda silang atau cross, dalam penertiban hari ini,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Kamis (6/10/2022).

Dikatakan, pihaknya telah mendata lapak kosong yang berada di kawasan Pasar Mardika, yang akan dibongkar.

“Lapak-lapak yang dicross adalah lapak yang hingga kini belum dimanfaatkan atau tempati PKL, terutama sesuai peruntukannya,” tandas Salatalohy.

Ditegaskan, pihaknya memberikan waktu bagi para PKL untuk segera menempati lapak-lapak tersebut, dalam 1 pekan kedepan.

“Kita akan koordinasi lagi dengan pihak pengembang agar tidak ada masalah dilapangan saat pembongkaran dilakukan,” jelas dia.

Dikatakan, lanjut Salatalohy, lapak-lapak tersebut dibangun agar Pedagang tidak lagi berjualan di badan jalan. Sebab itu bakal membuat kondisi pasar menjadi macet. Namun faktanya, meski telah membayar, PKL justru tidak menempati, dan memilih tetap betada di badan jalan.

“Untuk itu, pada penertiban hari ini, sedikit keras. Termasuk lakukan cross sekaligus untuk mengidentifikasi nomor dan nama PKL, siapa saja yang sudah membeli lapak tapi belum menempati,” jelasnya

Salatalohy menambahkan, setelah cross dan lakukan koordinasi dengan pengembang, pekan depan, pembongkaran akan tetap dilakukan, jika tidak juga ditempati PKL.

“Tadi, fokus kita di pasar Apung Mardika. Karena kondisi pasar ini cukup gelap dan jarak lost satu ke lost yang lain, sangat berdekatan, sehingga dikhawatirkan ada kerawanan sosial juga disitu. Makanya kita lebih fokus ke pasar Apung,”ujarnya.

Diakui, pasar Apung,  juga ada sebagian lost yang juga dijadikan sebagai gudang hingga tempat tinggal pasangan suami istri. Dengan itu, akan dilakukan pembongkaran juga, jika dipergunakan sesuai peruntuhkannya.

“Kita akan melakukan pembongkaran jika tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya. Sama halnya dengan lapak-lapak kosong yang ada di atas trotoar itu, yang terisi sudah 60 persen, dan 40 persen lainnya yang belum. Kita sudah minta pihak pengembang ambil langkah segera diisi, kalau tidak, akan dibongkar juga,” tutup Salatalohy. (EVA)

Exit mobile version