AMBON (info-ambon.com)- Sebanyak 145 warga Ambon yang lolos seleksi program bekerja di Australia (Darwin) mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Ambon di Auditorium Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Ambon, Sabtu (25/3/23) di Negeri Passo, Kecamatan Baguala.
Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena saat memberikan sambutan menyampaikan, dengan program bekerja di Australia dapat membantu Pemkot dalam mengurangi angka pengangguran. Meski untuk saat ini hanya 145 orang yang lolos seleksi dari 353 yang mendaftar.
“Ternyata yang menjadi kendala ternyata faktor bahasa, padahal kuota yang disediakan untuk kota Ambon 1000 orang,” katanya. Dijelaskan tingginya tingkat pengangguran di kota Ambon di tahun 2022, yang mencapai angka 11,67 persen, dari total jumlah penduduk.
“Mengapa angka pengangguran masih tinggi, karena terjadi ketidakseimbangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan dengan kebutuhan tenaga kerja, baik kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan oleh pasar kerja,” ujar Penjabat.
Berbeda dengan Kabupaten/Kota lainnya, Ambon, kata Wattimena, tidak memiliki sumberdaya alam yang menarik investor untuk berinvestasi. Kota ini hanya mengandalkan jasa perdagangan, belum lagi ruang kota yang sempit, membatasi masuknya investasi.
“Di daerah lain, investasi terus masuk dan membutuhkan tenaga kerja, sehingga angka pengangguran menurun, sementara di Ambon kita tidak punya sumberdaya alam yang memungkinkan investor masuk,” jelasnya. Menurutnya, faktor lain yang mendukung tingginya pengangguran, adalah kesenjangan informasi antara penyedia dan pencari kerja, dimana seringkali penyedia kesulitan mendapat tenaga kerja yang sesuai kualifikasi dan standar yang dibutuhkan.
“ini soal informasi lowongan kerja yang sampai ke publik dengan baik. Sehingga banyak pencari kerja tidak memperoleh informasi tersebut,” imbuhnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup, apalagi angka pencari kerja terus bertambah lewat lulusan perguruan tinggi dan SMA. “Pemkot hanya bisa intervensi lewat proyek – proyek yang dibiayai APBD, itupun terbatas untuk para pekerja tanpa skill,” bebernya.
Wattimena menandaskan, upaya dan jalan keluar akan dilakukan Pemkot dalam meningkatkan kualitas pencari kerja, misalnya dengan pelatihan bahasa Inggris, agar kesempatan bekerja di luar negeri dapat dimanfaatkan oleh para pencari kerja yang notabene merupakan generasi muda kota ini. “Bersama dengan BPVP kita akan upayakan peningkatan kemampuan bahasa Inggris,” tandasnya.
Untuk diketahui, dalam program Bekerja di Australia, Disnaker Kota Ambon telah mengandeng kerjasama dengan International Working Grup Australia, Aston College Australia, dan California Education Center Indonesia. (EVA)