KOBISADAR (info-ambon.com)- Sebanyak 143 ekor sapi potong ras Bali asal Maluku Tengah dikirim ke Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Jumat (17/5/2024).
Dengan sigap, petugas Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Maluku (Karantina Maluku) Satuan Pelayanan Pelabuhan Laut Kobisadar melakukan pemeriksaan dan pengawasan di Pelabuhan Laut Wahai.
Ratusan ekor Sapi yang dikirim menggunakan KLM Muthmainah ini sebelumnya telah diperiksa secara fisik dan laboratorium untuk status kesehatan ternak pada beberapa penyakit yang membahayakan.
Beberapa penyakit yang dilakukan pengujian adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta brucellosis yang dapat menyebabkan keguguran pada ternak. Pemeriksaan dokumen penunjang juga dicek oleh petugas karantina seperti surat dari dinas setempat dan dokumen lainnya.
“Seluruh sapi yang akan dilalulintaskan setelah diperiksa, dapat kami nyatakan sehat, tidak ada yang terlihat sakit hingga hari ini. Dokumen pendukung juga telah selesai sehingga kami melakukan pembebasan dan semua nya siap untuk diberangkatkan,” tutur Andri Maulana, Dokter Hewan Karantina yang bertugas dalam rilis tertulis yang diterima Redaksi info-ambon.com, Sabtu (18/6/2024).
Tidak hanya di Kobisadar, pengiriman sapi dari Provinsi Maluku tersebar di beberapa wilayah khususnya pada wilayah yang diawasi oleh Karantina Maluku. Dalam tiga bulan terakhir, total sapi yang dikirim sesuai dengan data IQFast Karantina adalah berjumlah 610 sapi dengan frekuensi lalu lintas sebanyak 72 kali. Tujuan sapi yang dikirim tersebar menuju Bajo, Makassar, dan Sorong.
Ketua tim Karantina Hewan, Sarah Manalu, selalu mengingatkan bahwa sebelum dikirim, seluruh hewan dan produk hewan harus dilaporkan ke karantina setempat minimal sehari sebelum keberangkatan. “Khususnya untuk pengiriman ternak ke luar Maluku, sebaiknya dilaporkan sebulan sebelum karena ada banyak persyaratan yang harus dilengkapi seperti pengujian lab dan surat rekomendasi dari instansi,” tambahnya.
Sementara itu, Abdur Rohman, kepala Karantina Maluku, juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas Karantina Maluku yang tanpa kenal lelah dan waktu melakukan pengawasan alat angkut.
“Saya berharap dengan hadirnya petugas Karantina Maluku, maka masyarakat menjadi lebih nyaman mengetahui bahwa seluruh media pembawa yang dikirim adalah media pembawa yang sehat dan bisa memberikan manfaat untuk manusia, hewan, dan lingkungan,” tutup dia. (EVA)