AMBON (info-ambon.com)-Sebanyak 1375 orang, terdiri dari pendidik Paud Holistik yaitu pendidik paud formal (TK dan kelompok bermain), pendidik paud informal, antara lain Satuan Paud Sejenis (SPS) yang terdiri dari guru taman pendidikan Al’quran, guru pengasuh sekolah minggu, guru Serikat kepausan anak dan remaja misionaris (Sekami) guru persada, Hindu dharma dan kader Bina Keluarga Balita (BKB) mengikuti pelatihan akbar yang dilakukan Indonesia Heritage Foundation (IHF) dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK).

Pelatihan akbar dengan tema “Praktik pendidikan karakter dan pendekatan saintifik yang sukses membangun akhlak, daya pikir kritis, dan kreativitas anak,”Pelatihan parenting ke 62, kegiatan yang berlansung 18-20 Februari 2019, di ballroom salah satu pusat pembelanjaan di Kota Ambon, Senin (18/2/19).
Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler mengatakan, pelatihan ini penting dan bernilai strategis dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga guru-guru PAUD, kader PKK, dan kader KB untuk menciptakan pelayanan pendidikan karakter, yang berkualitas bagi anak usia dini, bukan saja di sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga.
“Pendidikan usia ini merupakan salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 0-6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, dan rohani agar memiliki kesiapan dalam agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,”tututnya.
Menurut seorang ahli J.B Brook seorang ahli perkembangan anak dari California Amerika Serikat, mendefinisikan pengasuhan (Parenting) sebagai sebuan proses yang merujuk, pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak.
“Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua dan anak, yang di pengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial, dimana anak dibesarkan,”jelasnya.
Dijelaskan, parenting untuk bagaimana cara orang tua mendidik anak, memberi makanan yang baik, memberikan petunjuk atas kesalahan yang dilakukan, dan bagaimana orang tua melindungi anak dalam proses tumbuh kembangnya.
“Peran orang tua dalam mendidikan anak usia dini sangat penting, dengan apa yang kita ucapkan, kita lakukan atau respon, jika terlihat dan terdengar oleh anak, untuk itu semua terekam dengan baik. Jika suatu saat anak melakukan hal yang sama adalah perbuatan kita sendiri sebagai orang tua,”jelas hadler.
Sementara itu, Founder Indonesia Heritage Foundation sekaligus sebagai Ketua Bidang Pendidikan OASE-KK, Ratna Megawangi dalam menyampaikan, materi terkait dengan, mencetak generasi unggul abad 21: berkarakter dan bebas stunting, melalui penerapan model pendidikan holistik berbasis karakter.
“Anak-anak itu mudah menyerap apa yang kita sampaikan, sesuai dengan lingkungan sekitar, bagaimana mendidik anak usia dini, bagaimana kita lakukan hal yang buruk pasti dia akan menyerapkannnya, sesuai enam kemponen utama sebagai pilar masyarakat sehat, hormat, toleran harmoni relasi sosial, kontrol diri,
kelekatan,”tutup Megawangi.(IA-EVA)
Discussion about this post