AMBON (info-ambon.com)- Sebanyak 13.925 calon sidi dari Gereja Protestan Maluku (GPM) siap diteguhkan dalam Ibadah Peneguhan Sidi tahun 2025 yang akan berlangsung pada Minggu, 13 April.
Peneguhan ini menandai puncak dari seluruh rangkaian Pendidikan Formal Gereja (PFG), yang dimulai sejak usia dini melalui Sekolah Minggu-Tunas Pekabaran Injil (SM-TPI) hingga Katekhisasi.
Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pdt. Elifas Tomix Maspaitella, menjelaskan peneguhan sidi bukan sekadar ritual seremonial, melainkan tonggak kedewasaan iman para calon sidi.
“Mereka telah dibina selama 17 tahun dengan kurikulum PFG dan pembinaan keluarga. Ini adalah proses panjang dan menyeluruh,” ujar Maspaitella dalam rilisnya, Sabtu (12/4/2025).
Berdasarkan data dari Sekretariat Umum Sinode GPM, jumlah calon sidi tahun ini tersebar di 34 Klasis, dengan jumlah tertinggi berasal dari Klasis Pulau Ambon (1.327 orang) dan Klasis Pulau Ambon Timur (1.296 orang). Sementara Klasis Seram Timur mencatat jumlah terendah, yaitu 11 orang.
Di wilayah Maluku Utara, Klasis Bacan mencatat 196 calon sidi, Obi 220 orang, dan Sula Taliabu 106 orang. Seluruh calon sidi berusia 17 tahun ke atas, sesuai ketentuan yang berlaku.
Diketahui, sebagian besar calon sidi merupakan bagian dari Generasi Z yang hidup dalam arus digitalisasi. Maspaitella menggarisbawahi pentingnya pendidikan iman yang adaptif terhadap tantangan zaman.
“Gereja harus berinovasi dalam pembinaan umat, sebab generasi Alpha bahkan Beta sudah mulai hadir,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan intergenerasional dan peran aktif keluarga dalam menciptakan ruang komunikasi yang hangat dengan anak-anak. “Digitalisasi menciptakan ruang nir-touch. Kalau tidak ada sentuhan orang tua, nilai bisa diambil dari sumber lain yang belum tentu terfilter,” ujarnya.
Selain itu, ditengah suasana duka pascakonflik, 11 calon sidi dari Jemaat GPM Masihulan, Klasis Seram Utara Barat, tetap akan diteguhkan. Perlengkapan ibadah mereka sempat hangus terbakar, namun telah diganti oleh MPH Sinode GPM.
Maspaitella berharap momen peneguhan sidi ini bisa menjadi refleksi bersama. “Mari kita membuka diri satu sama lain, seperti kita jujur kepada Tuhan. Damai itu harus menjadi berkat yang tak dapat dirampas dari hidup kita,” tutupnya. (EVA)
Discussion about this post