AMBON (info-ambon.com)- Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah di bawah kepemimpinan Bupati Zulkarnain Awat Amir dan Wakil Bupati Mario Lawalata telah menyelesaikan 100 hari kerja pertama mereka sejak dilantik awal 2025 lalu. Dalam kurun waktu itu, keduanya meluncurkan sejumlah program strategis dengan fokus pada reformasi birokrasi, layanan publik, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.
Akademisi Universitas Negeri Yogyakarta, Saldi Matdoan, menilai pencapaian ini sebagai langkah awal yang menjanjikan dalam mewujudkan visi “Malteng Bangkit”. Ia menyoroti pendekatan meritokrasi yang mulai diterapkan dalam tubuh pemerintahan daerah.
“Penilaian ASN kini berbasis kinerja nyata, bukan lagi hubungan personal. Ini memberi sinyal kuat bahwa birokrasi di Malteng mulai berbenah,” kata Saldi dalam keterangannya, Selasa (3/6/2025).
Bupati Zulkarnain juga menekankan pentingnya efisiensi fiskal. Beberapa kegiatan seremonial dipangkas, dan anggarannya dialihkan untuk sektor-sektor layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur desa.
Dalam 100 hari ini, Pemkab Malteng telah menjalankan layanan posyandu mobile, serta pemeriksaan kesehatan gratis di wilayah terpencil. Di sektor pendidikan, peningkatan kesejahteraan guru honorerdan pengadaan fasilitas belajar di sekolah-sekolah pinggiran menjadi agenda utama.
Pemerintah daerah juga mulai membangun instalasi air bersih di desa-desa dengan akses terbatas terhadap air minum layak, menyusul meningkatnya keluhan warga soal ketersediaan air bersih.
Di sektor ekonomi, Pemkab menggelar pelatihan dan pendampingan untuk pelaku UMKM, khususnya di bidang perikanan, pertanian, dan kerajinan tangan. “Kami ingin menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mendorong kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal,” kata Wakil Bupati Mario.
Komitmen terhadap pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata juga mulai ditunjukkan dengan pemetaan potensi wisata alam dan budaya di berbagai kecamatan.
Isu kerukunan antarumat beragama turut menjadi perhatian. Zulkarnain dan Mario aktif menghadiri kegiatan lintas agama dan memfasilitasi dialog sosial di tengah keberagaman masyarakat Maluku Tengah. “Kami ingin menjadikan harmoni sosial sebagai kekuatan utama daerah ini,” ujar Zulkarnain.
Langkah antisipatif terhadap bencana juga digenjot, termasuk pelatihan tanggap darurat dan penambahan alat pendeteksi dini untuk wilayah rawan longsor dan banjir.
Meski belum seluruh program berjalan optimal, Zulkarnain menegaskan bahwa fase 100 hari ini adalah landasan awal menuju transformasi lima tahun ke depan. “Evaluasi akan terus kami lakukan, dan partisipasi publik menjadi kunci suksesnya pembangunan,” ujarnya.
Menutup laporan 100 hari kerja, pasangan ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan terlibat aktif dalam pembangunan. “Malteng Bangkit bukan hanya slogan, tapi gerakan bersama. Dengan gotong royong dan transparansi, kami yakin kabupaten ini akan tumbuh sebagai daerah unggul di Provinsi Maluku,” kata Zulkarnain. (EVA)
Discussion about this post