BANJAR BARU (info-ambon.com)- Karateka Maluku Chresya Poerdiman sukses merebut tiket pertama bagi Maluku ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Setelah Dewan Juri Pra PON XXI 2023 menganulir keputusannya dan menyatakan karateka Jawa Tengah Olga Septiani didiskualifikasi dinyatakan yamematsu oleh wasit Muslimin di sisa tiga menit sebelum laga kelas -68 kg putri berakhir di saat skor 3-4 untuk lawan.
Petarung Jawa Tengah dua kali melakukan jogai hatshoku. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Komandan tim karate Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2023 Maluku, Agus Ririmasse dan senshei Ricky Risamena melayangkan protes keras ke Panitia Pelaksana dan dewan juri setelah karatekanya Chresya Poerdiman dicurangi dewan juri.
Tampil dengan sabuk merah di putaran kedua di kumite kelas -68 kg putri, Chresya yang seharusnya menang diskualifikasi atas Olga Septiani yang juga petarung Jawa Tengah justru dikalahkan juri tengah, padahal tiga menit sebelum laga berakhir wasit Muslimin telah menyatakan yamematsu atas dua kali jogai hatshoku lawan Chresya, namun sengaja dianulir juri tengah.
Padahal, kemenangan Chresya di laga itu menjadi tiket pertama Maluku ke PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara dari karate.
Merasa anak asuhnya dikorbankan juri, Ririmasse yang juga Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon langsung turun gelanggang memprotes keras keputusan dewan juri.
Aksi protes kubu karate Maluku membuat suasana di Gedung Olahraga (GOR) Rudy Resnawan Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (25/8/2023) petang tegang dan ricuh.
“Keputusan wasit Muslimin yang memberikan yamematsu sudah tepat karena lawan dari Jawa Tengah sudah dua kali jogai. Yang brengsek justru juri perempuan di tengah. Kita mau yang sportiflah,” teriak Ririmasse.
Pelatih karate Maluku Ricky Risamena juga melayangkan protes ke panitia dan dewan juri.
Datang dengan emosi tinggi dari tatami bagian utara arena, Risamena meledek panitia.
“Kamong sebenarnya mau apa. Apa,” teriaknya menantang oleh Yoyo dari Pengurus Besar (PB) Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (Forki) kubu Maluku diminta menyampaikan protes tertulis disertai rekaman laga krusial tersebut. (PJ)